MEDAN, Waspada.co.id – Para pengrajin kain tenun Ulos yang berada di Desa Padang Bujur, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, menerima pelatihan pengelolaan keuangan secara digital guna meningkatkan daya saing.
Kegiatan ini diadakan oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat ( LPPM) Universitas Sumatera Utara (USU) dengan tim yang terdiri dari Dr. Narumondang Bulan Siregar MM., Ak., CA, QGIA; Dr. Abdillah Arief Ak, CA, QGIA; Dr. Ibnu Austrindanney Sina Azhar, SE., M.Si., CPA; dan Dio Agung Herubawa, SE., M.Acc.
Narumondang menjelaskan kalau program pelatihan pemasaran dan pengerlolaan keuangan secara digital bagi para pengrajin ulos bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan pemasaran kain tenun ulos di pasaran.
“Program ini bertujuan untuk memberdayakan pengrajin ulos dengan pengetahuan dan keterampilan baru dalam bidang manajemen keuangan dan digital marketing, guna meningkatkan daya saing produk ulos di pasar yang semakin kompetitif,” ucapnya dalam keterangan yang diterima pada Selasa (3/9).
Ia juga menjelaskan, program yang berlangsung pada 5 Agustus 2024 lalu juga memberi rancangan kepada para pengrajin dalam hal pencatatan keuangan.
“Dalam sesi pelatihan, para pengrajin diberikan pengetahuan dasar tentang akuntansi sederhana, yang diharapkan dapat membantu mereka mengelola usaha dengan lebih profesional. Selain itu, pelatihan digital marketing juga menjadi fokus utama, di mana para pengrajin diajarkan cara memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka,” katanya.
Kemudian, Narumondang juga mengungkapkan dalam kegiatan ini para pengrajin menerima pelatihan dalam pembuatan website hingga membuka akun di marketplace yang dapat dimanfaatkan sebagai katalog digital untuk menampilkan berbagai produk ulos yang ditenun para pengrajin.
“Dengan media promosi dan penjualan ini, diharapkan produk ulos dapat lebih dikenal luas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional, bahkan internasional. Para pengrajin juga diajarkan teknik optimasi mesin pencari (SEO) untuk memastikan blog mereka mudah ditemukan oleh calon pembeli,” jelasnya.
Ia berharap program pengabdian ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan manfaat dalam jangka pendek, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi para pengrajin ulos di Sipirok. Dengan adanya pendampingan berkelanjutan dan dukungan teknis dari tim pengabdian, para pengrajin kini lebih percaya diri dalam mengembangkan usaha mereka.
“Keberhasilan dari program ini menunjukkan mengenai pentingnya peran teknologi digital dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Diharapkan, model pengabdian masyarakat seperti ini dapat direplikasi di daerah-daerah lain, sehingga lebih banyak UMKM yang merasakan manfaat dari digitalisasi dalam mengembangkan usaha mereka,” pungkasnya Narumondang. (Wol/rls/ega/d1)
Discussion about this post