P. SIANTAR, Waspada.co.id – Bacalon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi bertemu dengan ratusan orang dari berbagai kalangan masyarakat, dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lintas generasi.
Pertemuan ini dirangkai dengan acara ‘Nongki Bareng Edy Rahmayadi’, di DL Cafe, Jalan Maluku Atas, Kota Pematangsiantar, Sabtu (7/9) sore.
Edy dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas diskusi politik yang diselenggarakan oleh Kristian Silitonga dan bersama rekannya. Edy mengaku ingin berdiskusi dengan orang-orang yang menentang dia secara kepemimpinan.
Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini mengatakan alasan ingin berdiskusi hingga berdebat dengan orang-orang menentangnya. Hal agar terbuka suatu gagasan, ide hingga inovasi untuk membangun Sumut lebih baik.
Karena itu, Edy kemudian, mengajak masyarakat untuk mengkoreksi dirinya dengan cara kepemimpinan dia. Agar Sumut ini, lebih berkembang dan maju kedepannya saat Edy memimpin jadi Gubernur nantinya.
“Tolong koreksi lah apa yang kita perbaiki Sumatera Utara. Intinya, satu pendidikan, kedua kesehatan, ketiga infrastruktur, keempat pertanian dan peternakan dan kelima peristiwa super prioritas di Danau Toba,” kata Edy.
Edy mengatakan bahwa dirinya sangat konsen dalam kepemimpinannya dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut, termasuk di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
“Tadi yang tanya, kalau terpilih lagi, apa yang mau kau lakukan untuk Siantar dan Simalungun ini nantinya. Saya inginkan jadi Kota Siantar jadi Kota Pendidikan,” sebut Edy Rahmayadi.
Edy mengatakan bahwa di Sumut terus didorong perkembangan infrastruktur pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) atau guru berkualitas.
“Kita bangun infrastruktur pendidikan, dan SDM berkualitas. Saya tidak mau janji, nanti janji saya, janji kosong pula,” jelas Edy.
Untuk diketahui, di era kepemimpinan Edy Rahmayadi Jadi Gubernur Sumut periode 2018-2023, honor guru honorer dari Rp 40 ribu menjadi Rp 90 ribu per jam.
Ribuan guru honorer di Sumut diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Kemudian, Edy sudah membangun 35 sekolah baru tingkat SMA dan SMK sesuai dengan perkembangan industri saat ini.
“Talenta yang kita milik tolong dijaga, saya akan kembalikan kota Siantar jadi kota Pendidikan untuk Sumatera Utara dan bangsa ini,” sebut Edy.
Kepedulian Edy akan dunia pendidikan di Sumut, diaminkan oleh seorang Dosen Universitas Simalungun (USI), Nel Saragih. Ia mengatakan Edy sudah tidak menjabat sebagai Gubernur tetap memberikan bantuan kepada perkembangan pendidikan ini.
“Try out secara gratis berjalan dengan baik berjumlah sekitar 1.500 orang. Itu didukung ayah kita, ayah edy Rahmayadi,” kata Nel.
Nel berpesan kepada mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, bila nanti terpilih kembali jadi Gubernur Sumut, jangan saja membangun infrastruktur pendidikan saja. Kalau bisa biaya pendidikan digratiskan untuk masyarakat.
‘Kembalikan Siantar jadi kota Pendidikan, Kota Pendidikan yang gratis,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Bacalon Walikota Pematangsiantar, Yan Santoso Purba, Ketua Bappilu DPD PDIP Sumut, yang juga anggota DPRD Sumut, Mangapul Purba, mantan anggota DPRD Sumut dari PDIP, Sutrisno Pangaribuan beserta sejumlah pengurus DPD PDIP Sumut dan Pematangsiantar. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post