BALIGE, Waspada.co.id – Isu pemusnahan ternak babi (save babi) yang dituduhkan kepada salah satu Bacalon Gubernur Sumut, yakni Edy Rahmayadi, mulai muncul lagi menjelang Pilgub Sumut 2024.
Isu tersebut santer berseleweran di media sosial, yang diduga sebagai aksi black campaign (kampanye negatif) kepada Edy Rahmayadi, Bacalon Gubernur Sumut yang diusung PDI Perjuangan dan lima parpol lainnya itu.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Sarma Hutajulu, meluruskan isu dan menegaskan isu pemusnahan ternak babi tersebut adalah isu lama yang digoreng-goreng oknum tidak bertanggung jawab.
Hal tersebut disampaikan Sarma Hutajulu saat bertemu dengan masyarakat di Kedai Kopi Partungkoan Kota Balige, dan saat bertemu relawan Bang Leonardo Sitorus (Bless) di Porsea, Kabupaten Toba, Senin (9/9).
“Edy Rahmayadi sebagai orang yang anti dengan ternak babi, itu isu lama yang digoreng-goreng, jangan mau dipecah belah,” tegas Sarma Hutajulu saat mendampingi Edy Rahmayadi.
Sarma Hutajulu yang pernah menjabat anggota DPRD Sumut ini menerangkan, bahwa isu itu sebenarnya sudah selesai atau clear. Namun saat ini masih terus digoreng-goreng oleh pihak tertentu melalui media sosial.
“Itu isu sudah lama clear, kita tidak bisa memelihara babi bukan karena pak Edy, karena memang ada wabah waktu itu (ASF/flu babi). Malah pak Edy bilang, kalau memang perlu, kita bikin dulu di Pulau Nias biar ada bibitnya, setelah sehat bibitnya itu, baru kita kembangkan dan berikan,” ungkapnya.
Srikandi PDI Perjuangan Sumut itu mengatakan, selama menjabat Gubernur Sumut 2018-2023, Edy Rahmayadi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut selalu menyalurkan ternak yang terbagi menjadi dua kategori. Pertama kelompok ternak kerbau, kedua kelompok ternak babi.
“Kemudian bantuan pembangunan gereja, diteken pak Edy juga, pak Edy gubernurnya. Yang kalian terima ternak, juga babi, pak Edy juga yang neken sebagai gubernur,” ungkapnya.
Sarma juga menegaskan, PDI Perjuangan menggaransi, bahwa Edy Rahmayadi merupakan seorang nasionalis. Karena menurutnya, seorang tentara tidak ada yang tidak nasionalis.
“Jadi isu itu semua hanya screening, jadi ini yang kita sampaikan, jangan mau kita dipecah belah dengan isu-isu yang tidak benar,” jelas Sarma lagi.
Sarma berharap masyarakat Kabupaten Toba cerdas melihat isu. Ia juga mengakui selama lima tahun PDI Perjuangan beroposisi dengan Edy Rahmayadi selaku Gubernur Sumut 2018-2023, tidak pernah menggunakan isu sara.
“Ini kawasan Tapanuli ini sering kali digoreng dengan isu itu. Kita ingin Sumut ini lebih baik, kita sepakat ke depan pak Edy periode kedua, menyelesaikan sejumlah persoalan, khususnya infrastruktur,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post