MEDAN, Waspada.co.id – Data klaim pangangguran AS (initial jobless claims) memburuk di AS. Data tersebut menunjukan permohonan individu untuk mendapatkan manfaat asuransi pengangguran pertama kali sebanyak 230 ribu jiwa atau lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 227 ribu jiwa.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan inflasi produsen di AS mengalami kenaikan secara bulanan menjadi 0.2% di bulan agustus, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di angka 0%.
“Sejauh ini pasar saham di Asia mayoritas menguat dengan kecenderungan bergerak sideways atau mendatar. IHSG pada perdagangan pagi ini masih mampu dibuka menguat dikisaran level 7.808. Sementara kinerja mata uang Rupiah juga masih mampu menguat ke level 15.395 per US Dolarnya,” tuturnya, Jumat (13/9).
Penguatan Rupiah pada perdagangan hari ini tidak terlepas dari memburuknya imbal hasil US treasury serta tekanan yang lain ditengah minimnya sentimen pasar. Diprooyeksikan IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.770 hngga 7.830, sementara mata uang rupiah berpelauang bergerak dalam rentang 15.450 hingga 15.530 per US Dolarnya.
“Kinerja pasar keuangan secara keseluruhan berepeluang untuk bergerak di zona hijau. Rilis data inflasi di AS sebelumnya memberikan dampak yang beragam, sekalipun pemangkasan bunga acuan diproyeksikan tetap dilakukan di bulan ini, namun tahapan pemangkasan bunga acuan akan dilakukan maksimal sebesar 50 basis poin. Disisi lain, harga emas ditransaksikan menguat ke level $2.563,” jelasnya.
“Dari skeian banyak data yang muncul belakangan ini, The FED diproyeksikan akan bersikap dovish ditengah kinerja ekonomi AS yang melambat. Sejauh ini mata uang rupiah dan harga emas diuntungkan dengan realisadi data di AS,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post