Waspada.co.id – Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Ada seorang arab Badui datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, Lalu ia beriman kepada Nabi dan mengikutinya. Setelah itu ia berkata kepada Nabi, “Aku akan berhijrah bersamamu.”
Maka Nabi pun meminta sebagian sahabat untuk memperhatikan orang ini. Dan tatkala terjadi peperangan, Nabi memperoleh ghanimah (rampasan perang) maka Nabi pun membagi-bagikan ghanimah tersebut. Nabi juga membagikannya kepada orang tadi. Nabi menyerahkan bagian ghanimah orang ini kepada para sahabat agar dapat diberikan kepada orang tersebut. Tugas orang tersebut adalah menjaga bagian belakang pasukan.
Tatkala lelaki tersebut datang maka para sahabat pun menyerahkan bagian ghanimahnya kepadanya. Ia pun berkata, “Apa ini?” Mereka berkata, “Ini adalah bagianmu yang dibagikan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam untukmu.” Ia mengambilnya lalu menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata, “Apa ini?” Nabi menjawab, “Aku memberikannya untukmu.“
Lelaki itu berkata, “Aku tidak mengikutimu untuk memperoleh ini, akan tetapi aku mengikutimu supaya dipanah dengan anak panah di sini (seraya mengisyaratkan ke lehernya) lalu aku mati dan masuk surga.“
Nabi pun kemudian berkata, “Jika niatmu benar maka Allah akan mengabulkannya.”
Tidak lama kemudian para sahabat bangkit dan maju ke medan perang melawan musuh. Setelah perang berakhir jasad orang tersebut dibawa kepada Nabi dalam kondisi lehernya ditembus oleh anak panah.”
Maka Nabi berujar, “Apakah ini adalah mayat orang itu?” Para sahabat menjawab berkata, “Benar.” kemudian Nabi berkata, “Niatnya benar maka Allah mengabulkan (keinginannya).“
Setelah itu, Nabi mengafani jasadnya dengan jubah beliau, lalu meletakkan mayatnya di depan, lalu beliau menyalatkannya.
Dan di antara doa Nabi tatkala menyalatkan orang ini adalah, “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu telah keluar berhijrah di jalan-Mu, lalu ia pun mati syahid dan aku bersaksi atas hal ini.” (HR. An-Nasa`i nomor 1952, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib nomor 1336).
Sungguh merupakan kisah yang mengharukan, penuh dengan makna dan pesan, Demikianlah jika keadaan hati seorang hamba telah terpaut tulus mencintai Allah dan RasulNya, Maka semangatnya, perbuatannya dan niatnya semua juga ikhlas dan benar di jalan Allah, bukan karena dunia ataupun harta, Sebab mencintai Allah dan RasulNya memang butuh kejujuran dan pembuktian bukan sekedar ucapan dilisan saja.
Semoga kita juga termasuk orang-orang yg tulus mencintai Allah dan RasulNya bukan sekedar hanya dilisan saja, yaitu dengan mengikuti perintah Allah dan mengikuti sunnah-sunnah beliau ﷺ. (Habibie Quotes/d1)
Discussion about this post