Waspada.co.id – Anggota kabinet perang Israel Benny Gantz telah memperingatkan bahwa kecuali Hamas membebaskan semua sandera yang ditahan di Gaza pada 10 Maret mendatang, maka serangan akan dilancarkan di Rafah.
Ini adalah pertama kalinya Israel mengumumkan kapan pasukannya mungkin memasuki kota Gaza selatan yang padat penduduk.
“Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu jika pada bulan Ramadhan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah,” terang Gantz, mantan menteri pertahanan, pada Minggu (18/2/2024).
Adapun Ramadhan, bulan suci puasa Islam akan dimulai pada 10 Maret.
Gantz menambahkan bahwa Israel akan bertindak secara terkoordinasi, memfasilitasi evakuasi warga sipil dalam dialog dengan mitra Amerika dan Mesir untuk meminimalkan korban sipil.
Kabinet perang Israel terdiri dari pejabat tinggi keamanan negara itu. Kelompok ini dibentuk beberapa hari setelah kelompok bersenjata pimpinan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyandera 253 orang. Israel yakin Hamas masih menyandera sekitar 130 orang di Gaza.
Koresponden diplomatik BBC Paul Adams mengatakan referensi Gantz ke Mesir mungkin meningkatkan spekulasi bahwa Israel memperkirakan sebagian warga Palestina akan keluar dari Jalur Gaza dan mencari perlindungan di sisi perbatasan Mesir, di mana pihak berwenang tampaknya membangun tembok besar untuk tujuan ini.
Namun para pejabat Israel belum memberikan rincian rencana evakuasi.
Tepat tiga minggu sebelum dimulainya Ramadhan, laporan dari Rafah mengatakan bahwa beberapa orang berangkat, menuju ke barat menuju pantai, namun sebagian besar masih menunggu, tidak yakin apa yang harus dilakukan.
Penentangan global semakin meningkat terhadap serangan semacam itu di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina mengungsi.
Sebelumnya, badan kesehatan masyarakat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sebuah rumah sakit (RS) utama di Gaza telah berhenti berfungsi setelah serangan Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka tidak diizinkan memasuki rumah sakit Nasser di Khan Yunis, utara Rafah, untuk menilai situasi.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memasuki kompleks tersebut pada Kamis (15/2/2024), mengatakan intelijen mengindikasikan bahwa sandera yang diambil oleh Hamas ditahan di sana.
IDF menggambarkan operasinya di Nasser sebagai operasi yang tepat dan terbatas serta menuduh Hamas secara sinis menggunakan rumah sakit untuk teror. (okezone.com)
Discussion about this post