Waspada.co.id – Es teh manis merupakan minuman yang sangat menyegarkan dan khas Indonesia. Tak hanya orangtua, anak-anak juga pasti suka disajikan minuman ini, apalagi jika diminum saat cuaca panas.
Namun, anak-anak, terutama balita, tak baik meminum teh manis.
Mengapa demikian?
Dokter Spesialis Anak dr. Jati Kusuma Wardhani mengatakan ada beberapa alasan yang membuat teh tidak cocok untuk si kecil, terutama anak di bawah usia lima tahun atau balita.
Yang pertama, teh termasuk minuman yang tidak mengandung zat gizi maupun kalori sehingga tidak dapat membantu tumbuh kembang buah hati.
“Anak itu sedang tumbuh dan berkembang, jadi di masa itu kita sebaiknya memasukkan zat yang memang penting untuk mendukung tumbuh kembangnya optimal, seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Sementara, teh ini kalorinya kosong,” kata dr. Jati Kusuma Wardhani, Sp. A.
Alasan kedua adalah ukuran lambung bayi masih sangat kecil, sehingga sebaiknya ayah dan ibu tidak memberikan zat-zat yang tidak diperlukan.
Sesuai pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi berumur 0-6 bulan cukup diberi ASI saja. Kemudian pada usia enam bulan ke atas, pemberian ASI tetap dilanjutkan dengan memberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang mengandung zat gizi makro maupun mikro.
Melanjutkan pemaparannya, Jati menyebut fakta lain yang membuat teh tidak cocok diberikan pada anak, yaitu karena kandungan polifenol, seperti tanin di dalamnya.
Jati mengatakan, tanin bisa menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya, anak bisa mengalami anemia, gangguan kognitif, dan cenderung memiliki kekebalan tubuh yang kurang optimal. Teh juga mengandung kafein yang merupakan stimulan saraf pusat.
Jika diberikan kepada si kecil, hal itu bisa memicu anak rewel, susah tidur, dan akhirnya tumbuh kembang mereka terhambat.
“Jadi, kafein itu ada di kopi, teh, sama coklat. Ketiganya ini kalau bisa tidak diberikan berlebihan, terutama pada anak-anak karena sifatnya stimulan. Itu akan membuat anak lebih rewel, padahal anak perlu istirahat, tidur, agar tumbuh kembangnya optimal,” imbuh Jati.
Kafein pada teh juga meningkatkan detak jantung, menghambat penyerapan zat besi, dan mengakibatkan gangguan pencernaan.
Jati menerangkan, efek yang disebutkan di atas berlaku pada teh manis maupun tawar. Bahkan, anak yang rutin minum teh manis bahkan bisa mengalami efek yang lebih buruk, seperti ketagihan, obesitas, dan diabetes akibat gula yang ditambahkan pada teh.
“Sama saja (teh manis dan tawar). Bahkan, kalau teh manis itu nanti akan nambah lagi efeknya, anak jadi ketagihan, gula yang berlebihan itu kan juga tidak disarankan untuk tumbuh kembang si kecil. Jadi, kalau bisa tidak memberikan itu mudharatnya akan lebih banyak didapatkan daripada manfaatnya itu sendiri,” jelas Jati.
Karena itu, dokter yang berpraktik di RS Roemani Muhammadiyah Semarang tersebut mengimbau orang tua agar tidak membiasakan anak minum teh.
Menurut dokter Jati, anak sebaiknya diberi air putih atau cairan yang kaya vitamin C, seperti air perasan jeruk. (wol/kompastv/ryp/d2)
Discussion about this post