MEDAN, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) Edy Rahmayadi mendengar keluhan masyarakat yang selama ini belum mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah daerah.
Edy Rahmayadi mendengerkan keluhan ini saat menghadiri acara tatap muka dan dialog dengan masyarakat di Jalan Medan-Binjai Km 13,5 Kecamatan Sunggal, dan Desa Kotadatar, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang, Senin (14/10).
Pada sesi diskusi, Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini mendengar keluhan, mulai dari masalah banjir, pendidikan, dan lapangan pekerjaan.
Sangat terkesan kalau selama ini masyarakat di sana minim perhatian pemerintah.
Seorang ibu berusia 77 tahun, mengeluhkan tentang kondisi banjir yang sering terjadi, bila hujan turun, air di dalam rumahnya bisa mencapai 50 cm.
“Tolonglah kami pak. Susah kali kami kalau sudah hujan,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Sabrina Br. Gultom, warga Dusun VII Diski. Selain jalan menuju gang rumahnya yang sering tergenang air, dia juga mengeluhkan tentang layanan sosial dan pendidikan.
Sabrina mengaku memiliki tiga orang anak, yang dua SMA, yang bungsu SMP. Sementara, suaminya yang bekerja sebagai penarik becak, sudah 17 tahun cacat permanan, karena menjadi korban kecelakaan.
“Dan kami tidak mendapatkan bantuan apapun, seperti Bansos (bantuan sosial). KIS (Kartu Indonesia Sehat) pernah kami urus, tapi belum keluar,” sebutnya.
Sementara di bidang pendidikan, Sabrina mengaku khawatir, karena anak sulungnya kini berada di kelas 3 SMA, dan sangat ingin melanjutkan kuliah.
“Saya sangat takut sekali, pak. Karena tidak punya biaya, dan yang saya dengar, untuk luluspun susah, karena dosen-dosen selalu memperlambat mahasiswa diwisuda. Takut kali saya saat ini,” ujarnya.
Menanggapi berbagai hal yang disampai masyarakat, Edy Rahmayadi memohon doa dan dukungan, agar terpilih menjadi Gubsu. Karena, semua persoalan yang disampaikan tersebut, tidak bisa diselesaikan bila dia tidak berkuasa.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan terkait dengan kepemimpinan dalam tata pemerintahan, ada yang disebut dengan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
“Kalau saya jelaskan, kesannya saya melempar tanggungjawab. Makanya, pilih saya dulu, baru kita selesaikan masalah yang dihadapi. Kalau sekarang, gak bisa saya memanggil bupati, atau pihak-pihak terkait dengan masalah yang dihadapi warga,” kata Edy.
Edy mengakui, masih banyak sekali persoalan yang dihadapi masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Dia mengaku terharu, melihat sejumlah Lansia yang menghadiri kegiatan hari itu dan menyampaikan keluhannya.
“Bayangkan, ibu 77 tahun masih memikirkan rumahnya yang selalu kebanjiran. Katanya kita menghormati orang tua, tapi faktanya orang tua, kita terlantarkan,” ujarnya.
Karena mengetahui kesulitan rakyat itulah, Edy Rahmayadi, mengaku telah membuat program kerja. Yakni di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian dan perikanan, serta bidang pariwisata.
Khusus di bidang pendidikan, menurut Edy Rahmayadi, harus benar-benar menjadi prioritas. Karena, untuk Deliserdang, tingkat pendidikannya rata – rata hanya 10,2 tahun. Artinya, tidak lulus SMA.
“Makanya, pendidikan harus kita tingkatkan. Untuk membangun daerah ini, butuh sumber daya manusia yang pintar,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post