MEDAN, Waspada.co.id – Sejarah Indonesia merupakan sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku dan peristiwa penting.
Dalam era kontemporer ini, kita dihadapkan pada tantangan-tantangan yang kompleks dan beragam, mulai dari isu-isu sosial, politik, ekonomi, hingga lingkungan. Demikian hal ini disampaikan Direktur Utama Bank Sumut, Babay Parid Wazdi saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional dengan tema Isu-Isu Kontemporer Dalam Sejarah Indonesia: Perspektif Interdisipliner bertempat di Gedung T. Amin Ridwan, FIB USU pada Rabu (21/02)
“Dalam menghadapi tantangan, kajian sejarah menjadi penting sebagai landasan untuk memahami bagaimana dinamika sosial, politik, dan ekonomi telah berkembang dari masa ke masa,” tuturnya.
Pendekatan interdisipliner menekankan pentingnya melibatkan berbagai bidang atau disiplin ilmu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu kontemporer ini. Misalnya, melalui pendekatan ekonomi dapat membantu kita memahami dampak setiap kebijakan terhadap pembangunan ekonomi.
“Melalui pendekatan interdisipliner, kita dapat menggali akar masalah dari isu-isu kontemporer dalam sejarah Indonesia dan mencari solusi-solusi yang lebih holistik dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Hadir pada acara tersebut Direktur Utama PT Bank Sumut Babay Parid Wazdi, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU Prof. Dr. T Thyrhaya Zein, M.A., dalam hal ini diwakili Wakil Dekan III FIB USU Muhammad Poejiono, M.Hum., Ph.D dan Wakil Dekan II FIB USU Dra. Heristina Dewi, M.Pd, Ketua Prodi S1 Ilmu Sejarah FIB USU Dra. Lila Pelita Hati, M.Si., Dosen Prodi S1 Ilmu Sejarah FIB USU Dra. Nina Karina, M.SP., beserta para narasumber,yaitu Mayjend TNI Dr. Pujo Widodo, S.E, S.H, S.T, M.A, MDS, M.Si (Han) dari Universitas Pertahanan, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum. dari Universitas Padjajaran, Dr. Zaiyardam Zubir, M.Hum dari Universitas Andalas, serta Prof. Dr. Bambang Purwanto dari Universitas Gadjah Mada. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post