KISARAN, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 2 Edy Rahmayadi, mengaku sangat merasakan kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat akibat harga-harga kebutuhan pokok tidak pernah stabil.
Menurutnya, itu terjadi karena pemerintah tidak peduli dengan kondisi rakyatnya. Hal ini disampaikan Edy Edy Rahmayadi saat mengunjungi Pasar Bakti, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Kamis (24/10).
Di Pasar Bakti, Edy Rahmayadi, berbaur dengan konsumen dan pedagang yang melakukan transaksi jual beli. Antusias masyarakat di pasar itu sangat tinggi, menyambut Edy Rahmayadi, yang secara tiba-tiba muncul.
Dalam dialognya dengan konsumen dan pedagang, mereka sama-sama mengeluh. Konsumen mengeluhkan tingginya harga komoditas, sehingga mereka tidak mampu membelinya. Sementara pedagang juga mengeluh rendahnya daya beli konsumen, sehingga dagangan mereka sepi pembeli.
Menurut padagang harga kebutuhan sehari-hari sudah satu bulan ini mahal. Harga cabai merah misalnya Rp32.000/kg, cabai rawit Rp24.000/kg, telur bebek Rp3.000/butir, dan daging ayam Rp 27.000/kg.
“Tolonglah pak, bantu kami, harga sangat tinggi, konsumen tidak mampu beli,” kata seorang pedagang.
Menanggapi persoalan yang dihadapi masyarakat, Edy Rahmayadi mengatakan persoalan ini terjadi karena pemerintah tidak peduli dengan kondisi rakyatnya.
“Pemerintah belum hadir untuk menyelesaikan persoalan masyarakat,” sebutnya.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan, dari dialog yang dilakukan dengan pedagang dan konsumen tergambar sekali kalau masyarat sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Itu terjadi, karena uang yang dimiliki masyarakat tidak seimbang dengan harga di pasar. Akibatnya, konsumen dan pedagang sama-sama mengeluh,” sebutnya.
Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini menyebutkan, pedang juga ternyata tidak mau menjual dengan harga tinggi. Tapi mereka terpaksa, karena harga pengambilan mereka dari pedagang grosir juga sudah tinggi.
“Dan saya cek tadi, harga jual cabai merah di tingkat petani Rp23.000/kg. Tapi, mengapa di pasar jadi Rp32.000/kg,” sebutnya.
Edy Rahmayadi, berkesimpulan bahwa pemerintah kabupaten (Pemkab) Asahan tidak peduli. Harusnya, Pemkab Asahan tanggap dengan keluhan masyarakatnya.
Apalagi kepala daerah adalah ketua Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkofimda). Dengan itu, bupati bisa mengendalikan harga dengan berkoordinasi dengan TNI, Polri dan Kejaksaan.
“Harusnya pemerintah hadir menjadi ‘wasit,’ agar harga terkendali. Ini bukan sslah pedagang ataupun pembeli. Makanya, pilih pemimpin yang benar. Yang mau bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post