TANJUNG BALAI, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 2, Edy Rahmayadi siapkan gagasan pengelolaan kawasan pesisir laut di Kota Tanjung Balai, dengan melakukan sedimentasi.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada hasil laut.
Demikian disampaikan Edy Rahmayadi saat bertahap muka dengan ratusan masyarakat, di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai, Kamis (24/10).
“Saya ingin Tanjung Balai ini, menjadi kota kehidupan sejahtera bagi masyarakat,” ucap Edy.
Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini mengatakan, dirinya sebelumnya menyiapkan anggaran sebesar Rp 21 miliar di tahun 2021, untuk melakukan pengerokan pasir dalam laut di perbatasan atau muara antara laut dan sungai di Kota Tanjung Balai.
“Saya sudah mau menyewa kapal, untuk menyedot pasir itu. Saya beritahu anggaran tahun 2021, Rp 21 miliar biayanya,” ungkapnya.
Mantan Pangkostrad ini mengakui, rencana baik itu, untuk nelayan harus diurungkan, karena kedatangan tamu tidak diundang, yakni pandemi Covid-19. Sehingga anggaran tersebut, dialokasikan ke penanganan Covid-19.
“Menguras atau sedimentasi, seharusnya disedot, jadi pas nelayan kalau keluar, dari sungai dia (nelayan) bisa jalan (kapal nelayan) tidak kandas. Jadi kuala (muara) itu harusnya bisa diatur. Itu tempo hari kita lakukan. Tapi, anggaran harus dialokasikan ke Covid-19 tersebut,” ucap Edy Rahmayadi.
Selain melakukan penataan terhadap pesisir laut, bertujuan mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir. Edy Rahmayadi berkeinginan agar nelayan dapat melaut mencari ikan dengan lancar. Karena, bila air laut tidak pasang kapal nelayan kandas dan tidak bisa mencari ikan.
“Dengan melimpahnya hasil laut ini, bisa mendorong kesejahteraan nelayan di Tanjung Balai kedepannya. Disini pemerintah disini,” ungkapnya.
Disisi lain, Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Sumut, Hasan Basri Sagala terpilih di Pilgub Sumut juga menyiapkan asuransi kepada nelayan, yakni BPJS Ketenagakerjaan, seperti dilakukan Edy Rahmayadi di periode sebelumnya, sudah cover ribuan nelayan di Sumut ini.
“Baik kedepannya, seperti di Belawan, sudah ada pegang asuransi (BPJS Ketenagakerjaan), nanti di tangani Pemprov Sumut, saya bekerja untuk rakyat,” sebutnya.
Kemudian, Edy Rahmayadi juga menyiapkan program-program penataan infrastruktur di Kota Tanjung Balai, salah satu penanganan banjir rob di Kota ini. Sehingga kehidupan masyarakat terbebas dari banjir rob tersebut.
“Kita harus di tata semuanya di Kota Tanjung Balai, harus berkoordinasi antara Gubernur dan Walikota Tanjung Balai. Saya ingin beresi ini, ketika banjir rob, naik. Kalau diamankan begitu terus, berkudis disini,” jelas Edy.
Dengan keterbatasan APBD Kota Tanjung Balai sebesar Rp 65 miliar. Edy Rahmayadi mengatakan diperlukan kerja sama antara Pemprov Sumut dan Pemko Tanjung Balai kedepannya dalam penataan kota di daerah ini.
“Yang pastinya, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena (anggaran) Rp 65 miliar. Di sebrang sana Malaysia sudah berkembang. Saya ingin membenahi tanjung (laut) itu, baru Balai kita benari, baru bisa tidur enak kita,” ujar Edy Rahmayadi.
Dalam pendidikan, Edy Rahmayadi mengatakan rata-ratanya masyarakat bersekolah 9,6 tahun. Sehingga pendidikannya, baru lulus SMP. Sehingga mendorong pendidikan di Kota Tanjung Balai lulus SMA dan SMK atau 12 tahun.
Edy Rahmayadi mengatakan juga menyiapkan dalam program prioritas pendidikan, akan membangun SMK Perikanan hingga SMK Kesehatan.
“Termasuk, saya akan penambahan dokter spealis dan perbaikan rumah sakit daerah di Kota Tanjung Balai. Peningkatan sekolah umum dan sekolah agama. Mari kita jadi Kota Tanjung Balai religius. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kita tidak bersatu, semua bisa kita kerjakan bersama,” pungkasnya. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post