MEDAN, Waspada.co.id – Calon walikota Medan nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya ungkap alasannya maju dalam Pilkada Medan 2024.
Kendati memiliki kehidupan yang mapan secara finansial dan memiliki sejumlah jabatan mentereng, namun dirinya rela keluar dari zona nyaman.
Alasannya pun cukup mengejutkan, Prof Ridha ingin menyelamatkan generasi muda agar tidak menjadi penumpang di negeri sendiri.
Hal itu disampaikannya saat hadir dalam agenda silaturahmi Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) Medan di ruang Aula Harapan, Jalan Imam Bonjol Medan, Sabtu (2/11) pagi.
Acara yang dibalut dengan senam sehat dan pemeriksaan gratis itu Prof Ridha juga secara gamblang menyampaikan visi misinya agar para sahabatnya nanti tidak salahmengartikan keinginan mulianya mencalonkan diri.
“Kenapa saya harus maju di balik kemapanan finansial dan juga jabatan yang saya miliki. Lebih kepada menyalamatkan masa depan anak-anak kita nanti. Kita tidak ingin anak-anak kita kehilangan masa depan dan menjadi penumpang di negeri sendiri. Karena kita mau mewariskan negeri yang indah ini kepada anak-anak kita,” ujarnya.
Dengan begitu sambung Prof Ridha, semua masyarakat akan mudah untuk menolak politik uang.
“Pesan saya tengah malam jelang tahajjud datangi kamar anak-anak bapak dan ibu sekalian, usai keningnya, belai rambutnya dan bisikan ke telinganya, untuk mu nak mamak berjuang hari ini. Demi masa depan yang indah pastinya,” ungkap Prof Ridha.
Kesempatan itu juga Prof Ridha memaparkan visi misinya sebagai calon walikota. Di mana nantinya bersama pasangannya Abdul Rani mereka akan berjuang mengurangi kemiskinan di Kota Medan.
“Kemiskinan sebagai salah satu penyebab tingginya kriminalitas di kota ini. Miskin problem utamanya adalah lapar. Target utama kita memastikan ada nasi panas di setiap meja makan warga kota Medan. Ketika perutnya kenyang maka kita bicara pendidikan. Kualitas pendidikan dan pendidik yang akan diperhatikan dari segi honornya,” ujar Prof Ridha.
Dirinya ingin para sisa didik SD dan SMP yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota, memiliki pendidikan karakter baik yakni bekerja sama dengan rumah ibadah, pendeta ustaz dan lainnya.
“Juga pendidikan kesehatan, bagaimana anak-anak kita punya olahraga wajib yakni berenang. Anak SD dan SMP harus bisa berenang sehingga paru-paru bisa sehat dan tubuh yang tinggi dan prima,” ungkapnya.
Dan juga wawasan global. Para anak didik harus bisa berbahasa Inggris.
“Sehingga ketika mereka tamat bisa berkualitas, berkarakter, sehat dan punya wawasan global agar bisa bersaing secara global,” ujarnya.
Selain itu kesehatan akan menjadi perhatian baginya, di mana dirinya akan meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang baik.
“Selain itu juga pemberdayaan kepada masyarakat dengan membuat industri perumahan. Produk jadi itu yang beli pemerintah dan yang memasarkan pemerintah. Ke depan ibu bisa buat merek sendiri dan menjual dengan harga tinggi. Jadi kita tidak mau memberi pinjaman yang justru nanti menjerat ibu-ibu,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Alumni Yaspendhar Teta mengaku salut dengan langkah Prof Ridha yang berani keluar dari zona nyamannya.
“Kita salut pastinya dengan Prof Ridha yang berani melepaskan semua atribut sebagai pegawai negeri. Itu cita-cita semua orang padahal. Orang yang berani mengambil resiko tentu bisa menjadi pemimpin yang baik dengan meninggalkan zona nyamannya,” ucap Teta.
“Mudah-mudahan dengan dasar ilmu iman adanya amal semua alumni Haraoan bisa menjadi pelayan bagi rakyat,” sambungnya.
Sementara itu, Egiansyah angkatan 89 mengaku kegiatan ini digelar sebagai momen reuni para alumni.
“Ini sebenarnya momen reuni ya, di mana peserta yang hadir merupakan alumni Harapan angkatan 1971 sampai 2020,” katanya mengakhiri. (wol/rls/ags)
Discussion about this post