B. MALINTANG, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 2, Edy Rahmayadi, berjanji mengantisipasi terjadinya banjir yang mengakibatkan gagal panen persawahan padi di Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Edy Rahmayadi mengatakan akan merealisasikan janjinya tersebut jika kembali dipercaya masyarakat sebagai Gubernur Sumut untuk periode 2025-2030 di Pilgub Sumut 2024.
Hal tersebut disampaikan Edy Rahmayadi menjawab pertanyaan warga, Gong Matua Hasibuan, di sela-sela pengajian akbar di Bukit Barokah, Desa Bange, Kecamatan Bukit Malintang, Madina, Minggu (3/11).
Edy Rahmayadi yang hadir bersama istri Nawal Lubis pada pengajian Majelis Nurul Haramain Puncak Barokah dibawah bimbingan Ustaz Buya Salman Ahmad Nasution itu, mengaku telah mengetahui permasalahan banjir tersebut di saat awal menjabat sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023.
Ia mengatakan sempat direncanakan penanganan dampak antisipasinya. Namun sayangnya tertunda karena harus merefocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
“Saya tau permasalahan ini, namun kita kemarin harus menangani tamu tak diundang Covid-19, sehingga harus memberikan anggaran untuk itu penanganan covid,” jelas Edy Rahmayadi.
Dikatakan Edy Rahmayadi, penyebab banjir yang kerap terjadi selama ini adalah karena meluapnya air Sungai Batang Gadis Madina dan Sungai Batang Angkola Tapanuli Selatan.
“Ada struktur batu di situ, yang kemudian membuat aliran air terhempas semua ke bawah, hingga sawah-sawah di sini terendam. Harusnya memang ada rekayasa aliran air disitu,” sebut Edy Rahmayadi.
Mantan Pangkostrad itu mengatakan sebenarnya yang paling kompeten menangani permasalahan ini adalah Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
“Kita akan koordinasikan ini penanganannya. Mana yang menjadi kewenangan provinsi dan pusat, tentu harus didiskusikan, duduk bersama kita ini,” sambungnya.
Meski demikian, Edy Rahmayadi meminta masyarakat Bukit Malintang petani tidak berhenti untuk mengusahai pertanaman sawah padi. Sebab petani harus punya bekal untuk kelangsungan hidup sehari-hari.
Karena itu, Edy Rahmayadi mengatakan akan mendiskusikan penanganan gagal panen padi sawah bersama lembaga perwakilan rakyat atau DPRD.
“Sembari permasalahan banjir dicarikan solusinya, masyarakat harus terus bertanam padi. Kalau kemudian gagal panen karena banjir, harus memang dibawa ke legislatif, untuk kemudian ada atensi bagaimana agar membantu masyarakat jika terjadi gagal panen,” ujarnya.
“Skemanya tentu tidak bisa saya ungkap disini, apakah diasuransikan pertanaman padinya, atau bagaimanalah untuk mengurangi kerugian masyatakat akibat banjir tersebut,” sambung Edy Rahmayadi.
Lebih lanjut, mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu mengatakan pentingnya mengatasi persoalan gagal panen, adalah karena sektor pertanian masuk dalam misi pembangunannya lima tahun ke depan. “Selain pertanian, juga pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kita ekonomi pariwisata kreatif,” sebutnya.
Kabupaten Madina, tambah Edy Rahmayadi, kerap ia kunjungi. Karena itu satu persatu permasalahan mendasar yang dihadapi masyarakat, harus diselesaikan oleh sinergi terintegrasi provinsi, kabupaten dan pemerintah pusat. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post