MEDAN, Waspada.co.id – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan nomor urut 2, Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani menyampaikan analisisnya terkait faktor revitalisasi pusat pasar Medan dalam podcast yang diadakan salah satu media, Kamis (14/11).
Dalam momen Pilkada 2024, podcast yang di pandu oleh host Wahyudi dan Rika ini mengulik beberapa konflik yang ada di kota Medan, salah satunya peralihan pasar tradisional menjadi modern.
Dalam podcastnya, Ridha berpendapat peralihan pasar tradisional memang perlu dilakukan. Namun, yang menjadi faktor utama pasar saat ini adalah tingkat daya beli masyarakat yang semakin rendah.
“Beberapa bulan atau pekan yang lalu kita mengalami deflasi, di mana harga cabai turun tapi pembeli juga turun, sehingga daya beli masyarakat itu yang harus kita pacu,” jelas Ridha yang juga merupakan akademisi.
Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan seperti memperbaiki pasar atau menentukan target pasar.
“Tapi tetap jangan meninggalkan pedagang-pedagangnya,” ucapnya.
Menanggapi salah satu faktor daya beli menurun akibat lingkungan yang tidak bersih dan kumuh, Ridha menjelaskan pasar tradisional tidak identik dengan kekumuhan tapi hanya perlu peran pemerintah untuk penataan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kebudayaan.
“Contohnya seperti pasar Grand Bazzar yang sudah ratusan tahun menjadi pasar tradisional, sehingga ketika kita berkunjung kesana akan ada nilai-nilai yang bisa dinikmati,” jelasnya mencontohkan.
Menyambung hal tersebut, calon Wakil Walikota Medan, Adul Rani menyebutkan Revitalisasi harus dibedakan dengan penataan.
Menurutnya pasar-pasar yang ada di dalam gedung belum tentu menarik daya beli masyarakat sedangkan penjual yang berada di luar hanya perlu ditata.
“Masyarakat takut bahwa jika pasar direvitalisasi akan dirubah menjadi apartement, sehingga rasa takut itu tinggi,” ungkapnya. (wol/ags/d2)
Discussion about this post