MEDAN, Waspada.co.id – Seluruh program prioritas yang dicanangkan pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Hidayatullah-Yasyir Ridho Loebis mendapat respon positif dari masyarakat Nasrani dan Buddha di Kota Medan.
Dari delapan program prioritas pasangan HIRO, program beasiswa 1 keluarga 1 sarjana yang paling menarik minat kelompok masyarakat Nasrani dan Buddha.
Jopi, seorang aktivis Budha dari Dharmapala Nusantara mengatakan dirinya sangat setuju dengan program beasiswa pendidikan tersebut. Menurutnya, pendidikan sangat penting bagi masyarakat Kota Medan.
“Kami setuju dengan program beasiswa pasangan HIRO. Bagi kami, pendidikan ini sangat penting, karena dari situ kita mulai menanamkan hal positif kepada anak-anak sebagai generasi masa depan,” ucap Jopi.
Selain pendidikan formal, Jopi juga meminta pasangan HIRO untuk juga fokus meningkatkan skill para pemuda dan pemudi di Medan.
Seorang pengurus WALUBI Kota Medan bernama Tomi mengatakan, program prioritas yang diusung paslon HIRO sangat sederhana dan mudah dilakukan. Terutama, program paslon HIRO soal pengentasan kemiskinan.
“Kalau ekonomi naik, masyarakat sudah tenang, tidak akan timbul rasa curiga.
Komunikasi ini sangat penting, ini saya harap pembinaan generasi muda. Hal simpel ini dibutuhkan, bukan membuat program wah, tapi hasilnya ya begitu. Tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, Jemaat Gereja HKBP bertekad, akan mensosialisasikan visi dan misi pasangan HIRO kepada jemaat lainnya. Mereka menilai, delapan program prioritas yang diusung pasangan HIRO sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Medan.
“Program HIRO ini sangat baik, kami yang emak-emak ini selanjutnya akan bercerita ke teman-teman, keluarga dan tetangga. Bagi saya program HIRO ini sangat berpihak ke kelompok ekonomi lemah,” kata Boru Sitorus.
Boru Sitorus meyakini, pasangan HIRO nantinya mampu memelihara kerukunan umat beragama di Kota Medan. Ia menyebutkan, setelah bertemu Yasyir Ridho, dirinya yakin tidak ada kebijakan diskriminatif yang akan diterbitkan pasangan HIRO.
“Kami yang Kristen ini, bisakah kami tetap diperhatikan. Walaupun beda agama. Untuk kemajuan kota harus saling menjaga.
Itu salah satu ada kekhawatiran. Kalau seperti yang kami dengar dan kami lihat, saya punya kesan positif untuk HIRO,” ucapnya.
“Harapan kami HIRO menang dan program itu berjalan untuk kesejahteraan bersama. Untuk kesejahteraan semua masyarakat Kota Medan,” sambungnya.
Jemaat lainnya bernama Boru Panjaitan juga mengapresiasi program prioritas pasangan HIRO. Ia berharap, program tersebut bisa tepat sasaran sehingga kesejahteraan masyarakat Kota Medan akan meningkat.
“Satu lagi pak Ridho, jika doa kita terkabul dan HIRO terpilih, tolong perbaiki dan tingkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di Kantor Wali Kota Medan. Kalau bisa seperti Ahok dulu, dia menyediakan waktu untuk mendengar keluhan warga yang datang,” kata Boru Panjaitan.
Tokoh masyarakat Batak, Prof Togu Harlen Lumbanraja, mengatakan pasangan HIRO memiliki tiga kriteria untuk menjadi pemimpin di Kota Medan. Ketiga kriteria tersebut yakni pendidikan, pengalaman dan perilaku yang baik.
“Ada tiga pasang saat ini, mari kita berlogika untuk menentukan. Kami sudah berpikir di awal, setelah dianalisa siapa yang pas, maka pilihan itu jatuh ke nomor 3 pasangan HIRO. Ini bukan subjektif, tapi objektif, harus kita sadari pak Hidayatullah punya pengalaman yang banyak dan dimulai dari bawah seperti DPRD Deliserdang, DPRD Provinsi Sumut dan DPR-RI, itu perjalanan politik yang luar biasa,” kata Prof Togu.
Selain itu, Calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Yasyir Ridho Loebis juga dianggapnya memiliki rekam jejak yang baik. Selain menjadi anggota DPRD Sumut, Yasyir Ridho juga dua kali memimpin KNPI Sumut.
“Wakilnya juga dua kali anggota DPRD Provinsi Sumut. Kedua pemimpin kita ini punya pengalaman, pendidikan, dan perilaku yang baik. Kalau tak punya perilaku yang baik, gak mungkin sampai seperti ini dan itu ada pada paslon ketiga, yaitu HIRO,” jelasnya.
Prof Togu mengatakan jika tanggal 27 November mendatang masyarakat dihadapkan untuk memilih calon kepala daerah, bukan memilih partai politik.
“Orang Batak, kita ini milih pemimpin, bukan milih partai. Partai hanya sampan, karena untuk mencalonkan wajib menggunakan partai. Jadi kita jangan salah pilih, warga Batak, adalah orang yang suka berdemokrasi. Tapi harus logika yg digunakan, kita dukung HIRO objektif, karena pengalaman,” ucapnya. (wol/aa/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post