MEDAN, Waspada.co.id – Berdasarkan pantauan Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumatera Utara, harga daging ayam saat ini di Kota Medan menyentuh Rp38.000 per Kg.
“Bahkan di kota lainnya seperti di Sibolga, harga daging ayam menyentuh Rp44.000 per Kg nya. Kenaikan harga daging ayam yang banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan, tentunya menyisahkan pertanyaan apakah harga daging ayam akan kembali naik harganya? Mengingat harga jagung sejauh ini masih bertahan mahal di kisaran Rp7.000 per Kg,” tutur Gunawan Benjamin, Senin, (26/2).
Harga daging ayam seharusnya sudah berhenti kenaikannya di level saat ini. Memang belakangan ini harga input produksi naik cukup tajam, yang mendorong kenaikan pada harga pokok produksi. Tetapi disisi lainnya, kenaikan harga daging ayam seperti sekarang telah menekan omset penjualan pedagang, yang pada akhirnya akan menekan sisi produksinya.
“Jadi sudah bisa dipastikan bahwa peternak akan melakukan penyesuaian dari sisi produksi. Untuk mengurangi biaya operasional yang diakibatkan oleh kenaikan biaya pemeliharaan, serta menghindarkan peternak dari produksi yang melimpah yang justru bisa memicu kerugian. Saya yakin, pelaku pasar ayam tengah mencari titik keseimbangan antara harga dan produksi,” ungkapnya.
Sejak kenaikan harga daging ayam dari Rp25.000 – Rp28.000 menjadi Rp35.000- Rp38.000 per Kg, pedagang mengalami penurunan omset sekitar 30%. Ada subtitusi dimana konsumen ayam beralih membeli ikan segar. Karena harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga daging ayam. Sehingga produksi juga akan disesuaikan di level tertentu untuk menghindari kerugian.
“Dan dari hasil observasi, penjualan daging ayam pada awal perayaan tahun baru (31 desember 2023 hingga 02 januari 2024) sejauh ini masih menjadi titik puncak penjualan tertinggi yang belum mampu diimbangi di penjualan selanjutnya. Bahkan Pemilu pada 14 Februari kemarin juga belum mampu menjadi pendorong peningkatan penjualan daging ayam,” ungkapnya.
“Jika tanpa ada penurunan harga pakan ternak (jagung), maka harga daging ayam diproyeksikan akan bertahan di level saat ini hingga menjelang Ramadhan nantinya. Demand atau permintaan menjelang Ramadhan memang bisa mendorong kenaikan harga daging ayam meskipun sesaat. Namun saya masih pesimis konsumsinya akan mampu melampaui konsumsi saat perayaan tahun baru,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post