MEDAN, Waspada.co.id – Dua bulan masa kampanye telah berlalu tepatnya sejak Sabtu (23/11) kemarin.
Memasuki minggu tenang Calon Wali Kota Medan, Prof Ridha Dharmajaya mengisi waktu luangnya dengan berziarah kubur di pemakaman kakek buyutnya Muhammad Idup Sembiring di TPU Umum Kayu Besar, Jalan MH Thamrin, Medan, Minggu (24/11).
Dalam kesempatan itu Prof Ridha dan keluarga besarnya hadir ke pemakaman untuk mendoakan arwah kakek buyut, nenek buyut dan keluarga lain yang telah berpulang ke Rahmatullah.
“Iya kedatangan kita untuk berziarah ke makam dari kakek buyut kakek dan keluarga-keluarga yang sudah mendahului kita tentu tujuannya kalau kita berziarah itu kita justru yang mendoakan para saudara-saudara kita, arwah saudara kita yang sudah mendahului kita, jadi kita memberikan doa,” ujar Prof Ridha.
Dirinya juga menyampaikan doa tulusnya kepada Allah untuk diberikan kelapangan kubur bagi keluarga-keluarga yang sudah berpulang terlebih dahulu.
“Khususnya kalau pada hari ini ada kakek Muhammad Idup Sembiring dan nenek Nyi Rominah Astapradja, kemudian kakek Usman Hasibuan. Kemudian kepada Rohimun kakek saya dan nenek saya dari bapak, Ibu Zubaidah juga ada om-om yang sudah berpulang terlebih dahulu terutama kepada yang saya sebutkan tadi kita memberikan doa-doa kita mengirimkan Al-fatihah dan tiga surat terakhir Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas yang kita kirimkan,” sebutnya.
“Semoga bisa memberikan kebaikan bagi beliau yang di alam kubur walaupun dalam keseharian kita sehari-hari pun kata Salat Tahajud kita juga selalu mengirimkan doa kepada keluarga-keluarga kita yang telah mendahului kita,” ujarnya melanjutkan.
Dalam kesempatan itu juga, Prof Ridha turut menerangkan bagaimana perjalanan kakek buyutnya, Idup Sembiring yang berasal dari kaki Gunung Sinabung dan datang ke Medan dan harus bekerja di salah satu hotel De Boer yang sekarang namanya Grand Inna.
“Ada aturan-aturan yang mungkin tidak akan kita temukan di saat sekarang ini jadi pemerintah Hindia Belanda waktu itu atau kompeni VOC itu membuat aturan bahwa yang boleh bekerja di kota Medan itu orang Jawa keturunan suku Jawa hingga akhirnya dirinya mengaku orang Jawa untuk bisa bekerja, begitulah ceritanya kenapa tidak memakai marga Sembiring,” ungkapnya mengakhiri. (wol/ags/d2)
Discussion about this post