Waspada.co.id – Ada lima pertanyaan yang akan ditanyakan kepada manusia saat hari kiamat. Dalam sebuah hadits disebutkan:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ هُوَ بَصْرِيٌّ وَهُوَ مَوْلَى أَبِي بَرْزَةَ وَأَبُو بَرْزَةَ اسْمُهُ نَضْلَةُ بْنُ عُبَيْدٍ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Al Aswad bin ‘Amir telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ayyasy dari Al A’masy dari Sa’id bin Abdullah bin Juraij dari Abu Barzah Al Aslami berkata, Rasulullah Shalallu’alaihi Wassalam bersabda:
“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.”
Dia berkata, Hadits ini hasan shahih, adapun Sa’id bin Abdullah bin Juraij dia adalah orang Bashrah dan dia adalah budak Abu Barzah, sedangkan Abu Barzah namanya adalah Nadlah bin ‘Ubaid. (HR. Tirmidzi)
Menurut ulama terkemuka asal India, Syekh Maulana Muhammad Zakariyya dalam kitab Fadhilah Sedekah, hadits-hadits di atas telah banyak diriwayatkan oleh para sahabat Nabi. Di dalam hadits itu, Nabi SAW menyebut beberapa persoalan yang akan ditanyakan oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti.
Dari hadits tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lima pertanyaannya yang akan ditanyakan kepada setiap manusia pada hari kiamat adalah pertanyaan yang menentukan apakah orang itu akan selamat sampai ke surga atau celaka dan masuk ke neraka.
Pertama, tentang umurnya untuk apa dia habiskan. Maka apabila seseorang ketika hidupnya di dunia menggunakan umurnya itu untuk berbuat kebaikan, beribadah, bertakwa kepada Allah SWT orang tersebut akan selamat. Sedang orang yang menggunakan umurnya ketika hidup di dunia hanya untuk memuaskan hawa nafsu, memperbanyak maksiat pada Allah, maka ia termasuk orang yang celaka di akhirat.
Kedua, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan. Orang-orang yang pada masa mudanya digunakan untuk menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, melatih diri mengendalikan nafsu dengan berbagai riyadhoh seperti puasa sunah dan lainnya maka kelak akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Sedang orang-orang yang menghabiskan masa mudanya dengan berfoya-foya, mengikuti gejolak nafsu maka bila belum juga bertaubat hingga datang ajalnya maka akan mengalami kesulitan di akhirat.
Ketiga, tentang hartanya dari mana dia peroleh. Tidak ada sepeserpun harta yang dimiliki seseorang yang luput dari hisab Allah SWT. Maka orang-orang yang memperoleh harta itu dengan cara yang baik dan halal, maka harta itu akan mengantarkannya mempermudah menuju surga. Sedang apabila seseorang itu memiliki harta yang diperoleh cara-cara munkar dan haram, maka harta itu akan menyulitkannya di akhirat.
Keempat, kemana harta diinfakkan. Orang yang menyalurkan harta yang diperolehnya sesuai dengan yang diajarkan nabi Muhammad SAW sudah pasti akan selamat di akhirat. Seperti dengan menginfakkannya untuk kemaslahatan umat, bersedekah untuk fakir miskin, berzakat dan wakaf.
Sedangkan orang-orang yang memiliki harta namun menahan hartanya untuk dirinya sendiri memuaskan hawa nafsunya kelak akan mendapati kesulitan. Apalagi bila harta-harta itu dipergunakan untuk keburukan atau kejahatan seperti membeli narkoba, membiayai upaya kejahatan, mengonsumsi minuman keras atau berzina dan lainnya, maka sudah pasti apabila orang tersebut tidak bertaubat hingga ajal menjemputnya maka harta tersebut akan mengantarkannya pada neraka.
Kelima, tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya. Orang yang punya ilmu lalu dengan ilmu itu dia memberi kemaslahatan bagi orang banyak, memberikan petunjuk dan mengarahkan manusia untuk hidup semakin baik dan bertakwa kepada Allah, maka kelak ilmu itu akan menjadi pembelanya di hari kiamat dan mengantarnya ke surga.
Sedang orang-orang yang mempunyai ilmu, tapi ilmunya itu tidak digunakan untuk kemaslahatan, tidak diajarkan atau pelit terhadap ilmu, atau bahkan menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kejahatan-kejahatan dan mengaburkan hukum, kelak ilmu itu akan mempersulitnya di akhirat. (wol/republika/mrz/d2)
Discussion about this post