JAKARTA, Waspada.co.id – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono turut berbicara dalam sebuah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia 2024 di Jakarta. Ia menyoroti tema yang diambil yakni “Tekan Kemiskinan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Wujudkan Indonesia Emas”.
Menteri yang akrab disapa AHY ini menilai isu tersebut sangat relevan dengan fokus pemerintahan saat ini. Pertama tentang upaya pengentasan kemiskinan. Berbagai program diusung guna mengejar target tersebut.
Berikutnya tentang target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Sasarannya juga terjadi pemerataan. Sehingga ekonomi yang tumbuh, tidak didominasi golongan tertentu.
“Tekan kemiskinan, poverty itu musuh kita bersama. Yang kedua dorong pertumbuhan ekonomi, high economic growth, 8 persen, bukan angka yang kecil, sesuatu yang sangat optimis, sebagian mengatakan ambisius. Tetapi kalau bukan kita yang bekerja keras, kalau bukan kita yang punya optimisme, lalu siapa lagi,” kata AHY di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Minggu (1/12).
Ia menerangkan, di berbagai kesempatan, Presiden Prabowo Subianto terus menyampaikan hal ini. Itu tertuang dalam Asta Cita. Sebuah harapan besar meningkatkan kekuatan ekonomi.
Tentu, lanjut AHY, pemerintah tak bisa berdiri sendiri. Perlu kerja sama dengan semua elemen. Baik itu partisipasi masyarakat, pelaku industri termasuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan sebagainya.
“Ini penting karena jangan sampai kita seolah punya tujuan yang sama tapi caranya terlalu jauh (berbeda-beda). Nah disinilah kita butuh sinergi dan kolaborasi di antara pemerintah dan Kadin,” ujar tokoh yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Ia sedikit menyinggung program kerja di wilayah yang ia pimpin. Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan merupakan kementerian baru. Di bulan-bulan awal ini, ia belajar.
AHY mengatakan, pertama-tama ia membedah persoalan infrastruktur. Kemudian mencari apa yang menjadi tantangannya. Ia mengakui sudah banyak pencapaian dari pemerintahan sebelumnya.
“Tentu ada ruang untuk disempurnakan, ada ruang bagi kita untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu disinilah kita harus jujur dan terbuka memetakan apa saja yang menjadi permasalahan dan tantangan selama ini agar ke depan lebih baik.”
AHY menegaskan, dengan nama adanya nomenklatur baru ini, Presiden Prabowo ingin semua yang terkait infrastruktur dan pembangunan kewilayahan lebih terintegrasi. Ia sendiri sebagai pemegang tongkat komando di sektor tersebut, dituntut untuk belajar cepat, menangani permasalahan, mencari langkah solusi, dan melakukan aksi sejalan dengan target pimpinan tertinggi. (wol/republika/mrz/d2)
Discussion about this post