PANGURURAN, Waspada.co.id – Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih, Pemerintah Kabupaten Samosir melanjutkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Hatoguan, Kecamatan Palipi.
Proyek ini merupakan tindak lanjut dari dua proyek sebelumnya yang telah dilakukan sejak tahun 2010 untuk meningkatkan distribusi air bersih bagi warga setempat.
Pembangunan SPAM lanjutan ini dimulai pada 17 Juli 2023, dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 2,2 miliar. Proyek yang dikerjakan oleh CV Pardjinggahan ini selesai sesuai kontrak pada 13 Desember 2023.
Dimana fokus utama pekerjaan adalah memasang jaringan distribusi baru yang terhubung dengan bak penampungan yang telah ada sebelumnya.
Berbagai isu mengenai mangkraknya proyek SPAM ini telah mencuat ke publik. Namun, hasil penelusuran tim investigasi Samosir Vision didampingi Babinsa dan Bhabin Kamtibmas menunjukkan fakta sebaliknya.
Proyek ini telah selesai sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis yang ditetapkan. Seluruh instalasi pipa yang dipasang memenuhi standar kualitas, tanpa ada kerusakan yang terdeteksi.
“Proyek SPAM yang baru ini telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan standar. Tidak ada kerusakan pada pipa-pipa yang dipasang. Keluhan warga lebih disebabkan oleh faktor debit air dari sumber yang terbatas, bukan dari pelaksanaan proyek,” ungkap Chandra Hutajulu dari pihak pelaksana, Jumat (13/12).
Menurutnya, klaim bahwa air tidak mengalir ke rumah warga terbukti tidak benar. Faktanya, air dari proyek ini sudah mengalir sejak enam bulan lalu.
“Namun, ketidakmerataan aliran air di beberapa wilayah lebih disebabkan oleh jumlah debit air dari sumber utama, yaitu Air Terjun Pangaribuan, yang tidak mencukupi saat kebutuhan meningkat,” sambungnya.
Kepala Desa Hatoguan, Baringin Sinaga, juga membenarkan bahwa pekerjaan proyek SPAM ini telah selesai dengan baik. “Kami berharap pekerjaan ini segera diserahterimakan kepada desa agar dapat dikelola lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pardomuan Nauli, Parik Sinaga, menyarankan agar pengelolaan air ini dapat diserahkan ke PAM Tirtanadi untuk manajemen yang lebih profesional.
“Masyarakat juga berharap adanya peningkatan kapasitas bak penampungan di masa mendatang agar distribusi air dapat lebih efisien dan merata ke seluruh rumah warga,” kata Parik.
Kendala distribusi air justru banyak bersumber dari jaringan pipa lama yang dibangun pada proyek sebelumnya. Pipa-pipa lama ini mengalami kerusakan di beberapa titik, seperti di area perkebunan jagung warga, yang menyebabkan kebocoran besar.
Selain itu, kurangnya meteran air di rumah-rumah warga menimbulkan pemborosan. Banyak warga yang membiarkan keran terbuka tanpa pengendalian, sehingga air terus terbuang sia-sia.
Faktor alam juga menjadi tantangan signifikan. Hujan deras sering membawa material seperti lumpur dan batu ke sumber air di Air Terjun Pangaribuan, yang menyumbat pipa utama. Hal ini memperburuk distribusi air ke wilayah yang lebih jauh.
Proyek SPAM di Desa Hatoguan telah menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam penyediaan infrastruktur air bersih.
Kendala yang ada, seperti debit air yang terbatas dan kerusakan jaringan lama, harus menjadi perhatian bersama antara pemerintah, pelaksana proyek, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, distribusi air bersih di Desa Hatoguan dapat ditingkatkan untuk kesejahteraan seluruh warga. (wol/ward)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post