MEDAN, Waspada.co.id – Amerika Serikat akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat untuk estimasi yang kedua.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan data pertumbuhan ekonomi secara kuartalan tersebut diproyeksikan akan tumbuh lebih kecil dari 3.5%, dibandingkan dengan realisasi sebelumnya yang tumbuh 4.9%.
“Jika ekonomi AS mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari ekspektasi, maka ini akan menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan,” tuturnya, Rabu (28/2).
Pasalnya ekonomi AS yang masih solid justru akan membuat ekspketasi penurunan bunga acuan menjadi tertunda. Walaupun sejauh ini pasar sudah dekat dengan kepastian bahwa, bunga acuan tetap akan dipangkas di tahun ini. Sejauh ini, jelang rilis data pertumbuhan ekonomi tersebut, pasar keuangan masih menunjukan gerak yang mendatar dan tidak banyak mengalami perubahan.
“IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini di perdagangkan menguat tipis di level 7.295. Meskipun kinerja sejumlah bursa di Asia mayoritas mengalami pelemahan. Pasar keuangan di asia pada perdagangan hari ini juga tidak memiliki sentimen ekonomi yang signifikan, yang mampu mengubah pergerakan arah pasar,” ungkapnya.
Di sisi lain, kinerja mata uang Rupiah juga tengah mengalami tekanan. Rupiah dibuka melemah dikisaran level 15.660 per US Dolar seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap rupiah dari penguatan imbal hasil US Treasury 10 tahun.
“Rupiah yang pada perdagangan sebelumnya sempat melemah terhadap US Dolar berpotensi melanjutkan pelemahan selama sesi perdagangan hari ini,” jelasnya.
Sementara itu harga emas ditransaksikan relatif stabil dikisaran level $2.032 per ons troy.
“Pelaku pasar masih mencari petunjuk arah pergerakan pasar di akhir pekan ini. Dan secara keseluruhan pasar keuangan hari ini akan ditransaksikan di bawah tekanan, dan rawan mengalami koreksi,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post