MEDAN, Waspada.co.id – Dalam beberapa tahun terakhir, serangan phishing berbasis social engineering semakin mengkhawatirkan, seiring pesatnya transformasi digital di berbagai sektor.
Serangan phishing ini sering kali memanfaatkan kelemahan psikologis pengguna, seperti kepercayaan berlebih atau kelengahan saat menghadapi tautan mencurigakan.
Hal ini acapkali memakan banyak korban dikarenakan rendahnya tingkat kesadaran pengguna terhadap taktik manipulasi sosial menjadi faktor utama tingginya angka korban.
Dampak dari serangan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga berpotensi melumpuhkan operasional perusahaan dan mengancam keamanan data strategis.
Oleh karena itu, edukasi terkait deteksi phishing dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman digital sangat penting untuk dilakukan.
Situasi ini mendorong Telkom University menggandeng AirNav Indonesia, Politeknik Penerbangan Medan dan Politeknik Penerbangan Indonesia Curug menjalin kerjasama guna mengadakan workshop keamanan siber dalam upaya untuk meningkatkan awareness para dosen, pegawai dan mahasiswa sekolah penerbangan terhadap ancaman serangan siber saat ini dan kedepannya.
Kegiatan yang dilakukan secara hybrid pada Desember 2024 di Politeknik Penerbangan Indonesia Curug bertujuan agar sivitas akademika sekolah penerbangan yang nantinya akan banyak bekerja di lingkungan penerbangan dapat mampu memahami dan melindungi diri dan institusinya dari serangan siber.
Suryo Adhi Wibowo, dosen Telkom University sekaligus ketua kegiatan ini, menyampaikan bahwa workshop ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta terhadap ancaman keamanan siber yang semakin kompleks di era digital.
“Kami berharap melalui workshop ini, para peserta tidak hanya mampu mengenali berbagai bentuk serangan, seperti phishing dan social engineering, tetapi juga memiliki keterampilan praktis untuk melindungi diri dan organisasi dari potensi ancaman tersebut,’ ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan literasi digital sebagai langkah strategis dalam membangun ketahanan siber di masyarakat,” katanya, dalam keterangan pers, Rabu (25/12).
Sementara, pembicara dari Dosen Fakultas Informatika Telkom University Indra Aulia, menekankan bahwa kesadaran akan etika dalam dunia digital menjadi fondasi penting dalam menjaga keamanan siber.
“Etika digital bukan hanya soal bagaimana kita berperilaku di ruang maya, tetapi juga bagaimana kita melindungi data pribadi, menghargai privasi orang lain, dan bertanggung jawab terhadap informasi yang kita bagikan. Dalam konteks keamanan siber, pelanggaran etika sering menjadi celah bagi serangan seperti phishing atau manipulasi sosial,” jelasnya. Ia juga menggarisbawahi bahwa penguatan etika digital di masyarakat harus berjalan seiring dengan upaya meningkatkan literasi keamanan siber untuk menciptakan ruang digital yang aman dan terpercaya,” jelasnya.
Sementara itu, M. Azwar Zulmi, Mahasiswa Magister Keamanan Siber dan Forensik Digital yang merupakan salah satu pegawai IT di AirNav Indonesia, dalam sesi pemaparannya mengenai serangan phishing dan dampaknya, menyoroti bahaya besar jika serangan semacam ini terjadi di dunia penerbangan.
‘‘Serangan phishing tidak hanya berpotensi mencuri data pribadi, tetapi juga dapat mengakses informasi strategis organisasi. Jika hal ini terjadi, dampaknya tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga dapat mengancam proses bisnis penerbangan secara langsung atau tidak langsung,’ ungkapnya. Ia juga menjelaskan pentingnya mengenali tanda-tanda serangan phishing, seperti tautan mencurigakan atau pesan manipulatif, serta menekankan perlunya pelatihan rutin bagi staf penerbangan untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi risiko serangan di sektor yang sangat kritis ini,” ucapnya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) PPI Curug, Dian Anggraini Purwaningtyas, memberikan apresiasi atas terselenggaranya workshop ini.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif kegiatan ini karena memiliki relevansi tinggi dan memberikan dampak positif, khususnya dalam meningkatkan kesiapsiagaan tenaga pengajar, pegawai, dan mahasiswa dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks,” ujarnya.
Dian juga berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mendukung program Ketahanan Siber Nasional, terutama di sektor penerbangan, melalui sinergi antara dunia pendidikan dan industri Program pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kerjasama antar institusi pendidikan dan jndustri yang sudah disepakati dalam suatu nota kesepemahaman.
“Kegiatan ini mendorong peserta tidak hanya belajar mengenali ancaman siber tetapi juga memahami strategi melindungi data pribadi dan organisasi dari ancaman phishing yang semakin kompleks. Kegiatan Kolaborasi ini membuktikan sinergi nyata antara pendidikan dan industri dalam membangun ketahanan digital yang kokoh di era digitalisasi sebagai wujud implementasi nilai-nilai AKHLAK BUMN, HEI Telkom University dan PRESTASI Sekolah Penerbangan,” pungkasnya.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Telkom University dari kampus Bandung dan Jakarta, diantaranya Rafi Athallah Sjakha, Agnes Gabriela Putri Winata, David Chandra, Muhammad Raia Pratama Putra Wibowo, Audrey Kurvanka, dan Kurnia Ramadani dari program S1 TeknologiInformasi Telkom University Jakarta serta M. Azwar Zulmi dari program Magister Keamanan Siber dan Forensik Digital Telkom University Bandung. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan Suryo Adi Wibowo, Indra Aulia dan Ledya Novamizanti dari dosen Telkom University dan Susi Diriyanti Novalina dari dosen Poltekbang Medan. (wol/ryp/d1)
Discussion about this post