MEDAN, Waspada.co.id – Forum Masyarakat Nasional (Formanas) terus mendorong Kementerian PUPR agar segera membangun jalan layang (Fly Over) di Jalur Medan-Berastagi sudah dicanangkan sejak tahun 2019 lalu.
Hal ini kembali disampaikan Formanas saat menggelar pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat terkait desakan dilakukannya pembangunan jembatan layang Medan-Berastagi, di laksanakan di Liga Cafe, Jalan Parang IV, Padang Bulan, Medan Johor, Minggu (12/1) malam.
Kordinator Formanas Petrus Sembiring mengatakan awal dari pengajuan pembangunan Fly Over Medan Berastagi dilakukan sejak 5 September 2019, dengan komisi V DPR RI serta dokumen dukungan pembangunan sudah disetujui dan ditandatangani oleh 8 kepala daerah.
Daerah yang menandatangani yakni Medan, Deliserdang, Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, dan Samosir dan ormas yakni Formanas dan Ikatan Cendikiawan Karo (ICK).
“Pada 6 September telah dilakukan pertemuan dengan Dirjen Jalan dan Pembangunan bapak Arif Setyo, dan mengatakan untuk memberikan waktu dan Gubsu saat itu Edy Rahmayadi sebagai leading sector,” kata Petrus.
Namun, kata Petrus, usulan pembangunan tersebut akhirnya tertunda karena adanya wabah pandemi Covid 19.
Karena usulan tersebut menjadi beku, setelah Covid-19 akhirnya, pihaknya kembali menagih janji itu melalui Pj Gubernur.
“Karena sudah korban bencana longsor di kabupaten karo pada 27 November 2024 lalu. Jadi untuk diskusi kali ini hanya untuk lebih pendekatan birokrasi,” ucapnya.
Sementara itu, Cendikiawan Karo Budi Sinulingga mengatakan, penggunaan jalan di lintas Medan-Berasragi diperkirakan sebanyak 2 juta orang. Menurutnya, kapasitas jalan Medan-Berastagi sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan.
Dia mengatakan, dari mulai sembahe sampai Tirtanadi masih berpotensi terjadinya longsor dan menyarankan untuk penelitian geologi yang lebih akurat, adanya perlu pembangunan jembatan yang lebih efisien.
“Sekali kejadian 3 milyar rakyat rugi, dan usulan ini sudah masuk dalam draf usulan PUPR. Saya sempat merasa bangga, atas rencana tersebut. Bangun jalan nasional pengganti yang tidak kenak longsor, kemudian Panjang Bangun jalan tol 40 km Medan Berastagi dengan Biaya 10-11 triliyun,” ungkapnya.
Anggota DPRD Medan, Fraksi PDIP Jusuf Ginting yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan sangat mengapresiasi perjuangan Formanas dalam perjuangan pembangunan jalan layang Medan-Berastagi.
“Kita perlu gerakan agar bisa langsung berkoordinasi dengan komisi V, yang pastinya harus ada biaya dan keringat untuk mendapatkan itu,” ucapnya.
Ia berharap agar ini bukan jalan layang namun harus dibangun jalan tol, karena belum ada akses yang cepat jalur dari Medan ke Tanah Karo, karena selama ini yang ada hanya jalur Medan, ke Parapat.
“Karena jalan Tol ini merupakan gawean nasional bukan gawean pemerintah provinsi, jadi harus kita Desak ke Komisi V, DPR RI” ucapnya.
Di akhir pertemuan dilaksanakan penandatanganan dokumen kesepakatan dan direncanakan dokumen tersebut akan dibawa ke Komisi V DPR RI, namun direncanakan masih ada pertemuan kembali
Hadir pada pertemuan tersebut Anggota DPRD Karo Fraksi PDIP Raja Edward Sebayang, Anggota DPRD Karo Fraksi Demokrat Endamia Kaban, dan beberapa ormas Masyarakat Karo, seperti ICK, HMKI, CMKI, dan Himpaks serta ormas lainnya. (wol/man)
Discussion about this post