MEDAN, Waspada.co.id – Sejumlah agenda penting akan mewarnai pasar keuangan dalam sepekan ke depan. Bank Indonesia dan Bank Sentral AS akan memutuskan besaran bunga acuannya di pekan ini.
Pada Rabu, BI akan menetapkan besaran bunga acuannya terlebih dahulu selanjutnya pada Kamis, The FED akan memutuskan besaran bunga acuannya.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar bukanlah mengenai seberapa besar bunga acuan nantinya akan dipangkas. Tetapi bagaimana arah kebijakan Bank Sentral nantinya, serta pandangan kondisi ekonomi ke depan yang akan menjadi tolok ukurnya.
“Pasar akan bergerak sangat volatile, terlebih jika nantinya The FED diproyeksikan akan lebih lama lagi memangkas besaran bunga acuannya,” tuturnya, Senin (18/3).
Di sesi perdagangan pagi ini, kinerja IHSG ditransaksikan mendatar dan masih berkutat dikisaran 7.330. IHSG pagi ini juga bergerak dalam dua zona, yang menunjukan bahwa kinerja IHSG masih bergerak ambigu dan belum menunjukan arah yang jelas.
“Akan tetapi saya lebih melihat potensi koreksi yang lebih besar dibandingkan dengan potensi penguatannya,” katanya.
Demikian juga halnya dengan nerja mata uang Rupiah. Rupiah pada perdagangan hari ini ditransaksikan melemah di level 15.650 per US Dolarnya. Rilis data neraca perdagangan di pekan kemarin menunjukan terjadinya penurunan surplus yang lebih buruk dari ekspektasi sebelumnya. Surplus neraca dagang hanya sebesar $0.87 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi dikisaran $2.3 miliar.
Harga emas juga terpantau mengalami penurunan yang sangat tajam pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar pada komoditas emas justru lebih banyak melakukan aksi jual jelang keputusan bunga acuan di pekan ini. Harga emas ditransaksikan di level $2.148 per ons troynya.
“Saya menilai pasar keuangan dan emas cenderung bergerak melemah hingga keputusan bung aacuan Bank Sentral nantinya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post