MEDAN, Waspada.co.id – Kehadiran tokoh masyarakat Kota Medan, Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) di tengah-tengah masyarakat menemukan beberapa problematika yang begitu kompleks dan perlu solusi dengan cakupan skala yang besar.
Salah satunya peredaran narkoba yang kian mengkhawatirkan. Tak hanya peran pemerintah dan aparatur keamanan negara, tapi masyarakat juga harus berperan penting untuk berpartisipasi memutus mata rantai penyebarannya.
Hal itu diungkapkan Prof Ridha yang juga menjabat guru besar fakuktas kedokteran USU saat menyapa warga Medan Area dan Medan Maimun tepatnya di kawasan Jalan Seto, Tegal Sari II, Kecamatan Medan Area, Selasa (19/3) sore.
Selaku inisiator khitanan masal dan juga gerakan gadget sehat yang telah berkeliling di 21 kecamatan di Kota Medan, Prof Ridha menyerap langsung beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Salah satunya disampaikan Hj Sholina. Warga AR Hakim, Kelurahan Tegal Sari 1, Medan Area tepatnya depan Pajak Sukaramai.
Sebagai orang tua yang memiliki anak, Ibu Sholina mengeluhkan peredaran narkoba yang secara terang-terangan berlangsung di belakang kediamannya.
“Belakang rumah saya itu daerah narkoba. Banyak pendatang ke situ menjual narkoba. Kita khawatir Prof generasi muda kita akan hancur karena narkoba. Bahkan itu terang-terangan dan transaksinya di belakang kantor lurah sebagai kantor pemerintahan,” tutur Sholina.
Menyahuti keluhan itu, Prof Ridha melihatnya sebagai masalah yang sangat serius.
“Indonesia menjadi target peredaran narkoba. Anak bangsa sengaja ingin dirusak. Mau gak mau kita tidak bisa mengharapkan sepenuhnya ke pemerintah ataupun aparatur keamanan. Selama pemerintah tidak bertindak anak kita akan terancam. Kita kan gak mau anak kita terjerat. Sehingga kita sebagai orang tua harus ikut berperan memutus rantai penyebarannya,” tegas Prof Ridha.
Tak hanya itu, banyaknya pengangguran menjadi keluhan lain yang turut mewarnai pertemuan sore itu.
Seperti yang diungkapkan Fahmi Husein Lubis. Warga Bambu 5, Medan Timur, Kelurahan Kampung Durian.
“Pemuda hari ini mayoritas tamat SMA tidak ada pekerjaan. Kami berharap Prof Ridha sebagai sosok peduli Kota Medan harus menjadikan ini sebagai prioritas perubahan agar Medan menjadi lebih ba
Menjawab hal itu, Prof Ridha melihat Indonesia yang tengah mengalami situasi bonus demografi harusnya bisa memanfaatkannya.
Mengingat saat ini hanya dua negara yang mengalami bonus demografi di mana kaum produktifnya jauh lebih besar dibanding non produktif yakni India dan Indonesia.
“Ironi memang, padahal Indonesia harusnya bisa ekspor tenaga kerja ke luar negeri. Di dunia ini cuma dua negara India dan Indonesia yang mengalami bonus demografi. Ini potensi pasar buat kita dan anak-anak kita untuk bukan hanya kerja di negeri sendiri tapi juga luar negeri. Sehingga perlu ada formula untuk bisa dijadikan solusi mengurangi angka pengangguran di Kota Medan,” katanya.
Seperti diketahui, kegiatan Prof Ridha tak hanya berhenti di Medan Area, namun dirinya berencana berkeliling ke sejumlah kecamatan lainnya untuk mendengarkan langsung problematika yang dihadapi masyarakat.
Dirinya berharap dengan mendengarkan keluhan secara langsung bisa menemukan solusi demi mewujudkan Kota Medan yang lebih baik lagi ke depannya. (wol/pel)
Discussion about this post