MEDAN, Waspada.co.id – Ada banyak pejabat Gubernur Bank Sentral AS yang akan memberikan pandangan atau statemen pada perdagangan besok. Namun, seiring dengan libur panjang di tanah air pada perdagangan hari Kamis (8/2) hingga akhir pekan.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan dampak dari masing-masing pandangan tersebut baru akan dirasakan di awal perdagangan pekan depan.
“Sehingga jelang libur panjang akhir pekan yang dimulai besok. Kinerja IHSG masih berpeluang berada di zona merah. Sejauh ini sentimen buruk masih terus menghantui pasar saham di Asia. Pada pedagangan pagi ini, mayoritas bursa saham di kawasan asia diperdagangkan di zona negatif. IHSG juga turut berpeluang bergerak seirama dengan potensi koreksi yang sama,” tuturnya, Selasa (6/2).
IHSG di sesi pembukaan perdagangan menguat di kisaran level 7.230. Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah di level 15.740 per US Dolarnya. Meskipun IHSG terpantau mengalami penguatan sejauh ini, namun koreksi yang terjadi pada mayoritas bursa di Asia membuat IHSG rawan terkoreksi.
“Minimnya agenda ekonomi pada perdagangan hari ini, membuat kinerja sektor keuangan masih akan mengandalkan faktor teknikal serta sentimen pasar yang berkembangan di kawasan regional Asia. Sementara itu, imbal hasil US Treasury kembali mengalami kenaikan. US Treasury 10 tahun imbal hasilnya pada pagi ini sebesar 4,133%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan posisi perdagangan sore yang masih di bawah 4,1%,” ungkapnya.
Imbal hasil US Treasury tersebut telah menekan kinerja harga emas yang sempat terpuruk ke level $2.015 per ons troy dalam 24 jam perdagangan terakhir. Pagi ini harga emas ditransaksikan di level $2.026 per ons troy.
“Tekanan pada harga berpeluang berlanjut, jika sinyal penurunan bunga acuan kian jauh dari harapan saat sejumlah pejabat The FED menyampaikan pandangannya besok,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post