MEDAN, Waspada.co.id – Belum habis sentimen negatif di pasar keuangan akibat perang Iran-Israel.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan pasar keuangan pada perdagangan kemarin juga mendapat kabar buruk dari ketua The FED menyatakan butuh waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga. Ini berarti stimulan pertumbuhan ekonomi yang didorong dari potensi penurunan bunga acuan kemungkinan tidak akan terjadi di tahun ini.
“Ancaman inflasi kian besar seiring dengan tensi geopolitik yang memanas. Yang bisa berakibat pada kemungkian Bank Sentral di banyak Negara urung menurunkan bunga acuannya. Tensi geopolitik yang memburuk bisa berakibat pada kian tingginya resiko kenaikan inflasi, yang akan memupuskan harapan penurunan bunga,” tuturnya, Kamis (18/4).
Dampak negatifnya akan sangat dirasakan okeh pasar keuangan di tanah air. IHSG berpeluang mengalami koreksi terbatas seiring dengan pelemahan bursa di Asia pada perdagangan hari ini. Meskipun IHSG diperdagangkan menguat sejauh ini di kisaran level 7.170.
“Sementara itu, mata uang Rupiah juga dibuka menguat dikisaran level 16.170 per US Dolar. Rupiah diproyeksikan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat disesi perdagangan hari ini. Sementara IHSG berpeluang bergerak sideways dengan potensi di dua zona perdagangan nantinya,” ungkapnya.
Sementara itu, harga emas di dunia ditransaksikan lebih rendah dibandingkan dengan sesi perdagangan sore kemarin. Pagi ini harga emas ditransaksikan dikisaran level $2.368 per ons troy nya.
“Tensi geopolitik yang mereda saat ini menjadi kabar yang kurang begitu menguntungkan bai harga emas. Sementara kabar ketidakpastian pemangkasan suku bunga sudah diperhitungkan dalam pembentukan harga (priced in),” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post