Waspada.co.id – Di balik senyum mereka yang tampak tegar, generasi sandwich sering kali menyimpan beban finansial yang besar. Mereka harus membiayai kebutuhan diri, orang tua, dan anak-anak mereka, yang semuanya datang bertubi-tubi
Generasi sandwich, istilah yang mengacu pada individu yang harus mengurus dua generasi, yakni orang tua yang sudah tua dan anak-anak yang masih bergantung. Mereka dihadapkan pada banyak tanggung jawab sekaligus, mulai dari pendidikan anak, perawatan kesehatan orang tua, hingga persiapan pensiun. Banyak yang merasa terjepit dan sulit untuk mencapai kestabilan finansial.
Dalam data dari Susenas BPS, sebanyak 4,55 juta penduduk generasi milenial maupun generasi Z Indonesia harus menunjang perekonomian lansia di keluarganya. Ironisnya, 3,93 juta diantaranya berada pada kelas ekonomi bawah dan menengah. Mereka tercatat mau tidak mau memiliki rerata pengeluaran rumah tangga sebanyak Rp5,87 juta setiap bulan.
Dari 4,55 juta penduduk tersebut, 1,7 juta di antaranya telah memiliki anak. Bahkan, 43,06% disebut memiliki dua orang anak. Itu berarti akan semakin tinggi pula beban ekonomi yang harus ditanggung orang tersebut. Fenomena ini dinamakan sebagai sandwich generation atau generasi roti lapis. (https://goodstats.id/article/persentase-lansia-makin-naik-sandwich-generation-di-indonesia-merebak-0HgoJ)
Direktur Pusat Kajian Keluarga dan Kelanjutusiaan (CeFAS) Universitas Respati Indonesia Susiana Nugraha menilai bahwa fenomena ini hanya akan menjadi lingkaran setan bagi kehidupan penduduk Indonesia.
“Sekolahnya (anak) pas-pasan sehingga pekerjaannya pun pas-pasan. Di sisi lain, orangtuanya sudah keburu menua. Padahal, dia (anak) harus menopang orang tua dan dia juga akan berkeluarga,” kata Susiana dikutip dari berbagai sumber, Selasa (12/11).
Namun, keberadaan BPJS Ketenagakerjaan menawarkan secercah cahaya bagi generasi ini. Program perlindungan sosial yang didukung pemerintah ini menyediakan berbagai manfaat, mulai dari jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, hingga jaminan kematian. Dengan iuran yang relatif terjangkau, pekerja dari segala lapisan dapat ikut serta dan mendapatkan perlindungan yang berarti.
Mengapa Generasi Sandwich Butuh Perlindungan?
Status generasi sandwich membuat seseorang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan non-generasi sandwich. Jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak tersebut menyebabkan generasi sandwich memiliki kewajiban finansial yang cenderung lebih tinggi dan proporsi waktu luang yang lebih sedikit dibanding non-generasi sandwich.
Padahal, menurut Varian (2010) dalam Teori Standar Ekonomi, kebahagiaan individu diturunkan
dari kepuasan, yang dipengaruhi oleh pendapatan dan waktu luang. Selain itu, status sebagai generasi sandwich juga memberikan dampak negatif terhadap kondisi pernikahan, kesehatan, menimbulkan stres, kecemasan, dan kesedihan (Solberg et al., 2014).
Sejalan dengan hasil studi tersebut, penelitian Hopps et al., (2017) di Amerika Serikat menemukan bahwa kelompok individu yang memiliki tanggung jawab merawat orang tua lebih banyak yang merasa tertekan apabila dibandingkan dengan yang tidak memiliki tanggung jawab serupa. (PERBANDINGAN+TINGKAT+KEBAHAGIAAN+(1-13).pdf)
Generasi sandwich sering kali rentan terhadap kejadian tak terduga. Biaya kesehatan yang tinggi, kebutuhan pendidikan yang mahal, dan kebutuhan hidup sehari-hari yang tak terhindarkan membuat mereka membutuhkan jaminan sosial yang dapat membantu mengurangi beban.
Untuk itulah, BPJS Ketenagakerjaan hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ini dengan menawarkan perlindungan untuk hari tua serta jaminan kecelakaan kerja, sehingga mereka dapat merasa lebih tenang dalam menjalankan tanggung jawab ganda.
Salah satu contoh nyata adalah Ari, seorang pegawai swasta di Kota Medan, berusia 30-an tahun yang merawat orang tua yang sudah uzur sambil juga menghidupi dua anak yang masih sekolah. Menurut Ari, menjadi bagian dari program BPJS Ketenagakerjaan memberikan ketenangan dan rasa aman bagi keluarganya.
“Dengan BPJS Ketenagakerjaan, saya merasa lebih tenang karena tahu ada perlindungan jika terjadi sesuatu dengan pekerjaan saya. Ini menjadi salah satu cara untuk melindungi keluarga saya dari potensi risiko yang tidak terduga,” ujar Ari, Selasa (12/11) di Medan, yang menjadi peserta aktif program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sejak lima tahun lalu.
BPJS Ketenagakerjaan memang telah memberikan berbagai manfaat bagi tenaga kerja Indonesia, salah satunya adalah program perlindungan yang komprehensif bagi pekerja yang terdaftar. Manfaat ini sangat penting bagi generasi sandwich yang sering kali menghadapi kesulitan finansial dan emosional dalam menjalankan kewajiban merawat keluarga.
Program Jaminan Hari Tua (JHT), misalnya, memberikan perlindungan finansial bagi pekerja setelah pensiun, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan masa depan ketika usia tidak lagi memungkinkan untuk bekerja. Selain itu, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) juga memberikan perlindungan saat pekerja mengalami kecelakaan di tempat kerja, yang memberikan ketenangan bagi keluarga mereka.
Namun, meski BPJS Ketenagakerjaan memberikan sejumlah keuntungan, tidak semua pekerja mengetahui manfaat yang dapat mereka terima. Oleh karena itu, banyak pihak yang terus mendorong agar kesadaran akan pentingnya program ini semakin meningkat, terutama di kalangan generasi sandwich yang sering kali terjebak dalam beban ganda.
“Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan, saya bisa mengurangi kekhawatiran tentang risiko yang bisa mengganggu kemampuan saya dalam mendukung keluarga,” tambah Ari, yang kini merasa lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Contoh lain dari manfaat jaminan sosial bagi generasi sandwich dapat terlihat pada kasus Sinta, seorang karyawan di sebuah perusahaan retail di Kabupaten Deliserdang, yang menjadi tulang punggung bagi orang tua dan anaknya. Sinta pernah mengalami kecelakaan kerja yang mengharuskannya berhenti bekerja selama beberapa bulan.
Berkat program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Sinta mendapatkan biaya perawatan dan santunan yang memungkinkannya tetap menjaga kestabilan finansial tanpa perlu meminjam uang. Pada akhirnya, Sinta bisa kembali bekerja tanpa mengalami tekanan finansial yang berlebihan.
“Saya pastinya sangat terbantu dengan jaminan sosial ketenagakerjaan ini. Paling tidak saya tak perlu khawatir lagi dalam bekerja,” terangnya, Selasa (12/11).
Generasi sandwich mungkin memiliki tantangan yang berat, tetapi dengan adanya program perlindungan seperti BPJS Ketenagakerjaan, mereka dapat merasakan sedikit kelegaan, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih percaya diri. Adanya jaminan ini menjadi salah satu faktor yang memungkinkan mereka untuk tetap tersenyum di tengah berbagai tanggung jawab yang harus dihadapi.
Terlebih, dengan kemajuan teknologi dan perbaikan layanan BPJS, masyarakat kini lebih mudah mengakses dan memanfaatkan program perlindungan ketenagakerjaan ini. Di era digital, BPJS Ketenagakerjaan juga memanfaatkan platform online untuk mempermudah proses pendaftaran hingga pengecekan saldo, yang sangat membantu generasi sandwich yang sering kali memiliki jadwal sibuk.
Meskipun generasi sandwich masih harus menghadapi berbagai tantangan, BPJS Ketenagakerjaan memberikan harapan dan rasa aman di tengah-tengah ketidakpastian. Dengan jaminan perlindungan ini, mereka bisa merasa lebih siap menghadapi masa depan dan terus memberikan yang terbaik bagi orang tua maupun anak-anak mereka. (wol/ari/d2)
Discussion about this post