KARO, Waspada.co.id – Untuk menghubungkan, memajukan, dan mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital dan layanan fintech, Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI) siap mendorong para pelaku UMKM di Sumatera Utara naik kelas.
Hal ini disampaikan Ketua Umum AFPI & CEO Dana Rupiah, Entjik S Djafar saat mengujungi salah satu UMKM budidaya tanaman hias anggrek AMOR’S FARM di kawasan Gundaling, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
“Setelah kita mendengar cerita dan melihat lokasi salah satu UMKM di kawasan Gundaling ini, AMOR’S FARM salah satu UMKM yang menurut saya memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dengan omset yang tentu bisa meningkat, karena memang budidaya Tanaman Anggrek saat ini masih menjadi banyak incaran masyarakat khususnya pecinta tanaman,” tuturnya saat berkunjung di momentum kegiatan UMKM Visit dari rangkaian acara FINTECH LENDING DAY MEDAN 2024, Selasa(7/5).
Sehingga ini juga momen Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI) untuk memperkenalkan kepada para pelaku UMKM di Sumatera Utara bahwa sangat mendukung dan membuka ruang kepada mereka dalam mendapatkan layanan fintech.
“Tentu dari mulai edukasi dan pemahaman kepada mereka kita lakukan, karena kita tau bahwa layanan fintech ini juga mungkin masih terlalu baru di telinga masyarakat. Oleh karena itu, ini lah tugas kami untuk terus memperkenalkan bahwa ada layanan yang begitu mudah dalam mendukung pengembangan bisnis UMKM yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Utara, di antaranya AMOR’S FARM ini,” ungkapnya.
Entjik S Djafar juga menjelaskan bahwa untuk di Sumatera Utara per februari 2024, penyaluran khusus fintech lending secara akumulasi pinjaman mencapai Rp19,5 triliun, dengan akumulasi lender 77.651 dan akumulasi borrower 3.178.464.
“Artinya, angka ini cukup berpotensi bahwa memang perkembangan UMKM di Sumatera Utara cukup bagus, kita hadir untuk memudahkan mereka,” ucap Entjik.
Ia juga menambahkan bahwa dimomentum FINTECH LENDING DAY MEDAN 2024 ini yang bertujuan untuk memberikan edukasi masyarakat mengenai manfaat dan cara menggunakan pendanaan serta pinjaman fintech peer-to-peer (P2P) lending sebagai alternatif pendanaan.
“Khususnya agi usaha mikro serta pelajar di kota Medan. Peserta kegiatan ini antara lain Penyelenggara Fintech P2P Lending, perusahaan ekosistem pendukung fintech, UMKM, industri jasa keuangan, dan mahasiswa Sumatera Utara,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Pendiri Ramblas Orchid, Agi Grasia Surbakti bercerita mulai mendirikan usaha anggrek sejak tahun 2020. Kala itu, Indonesia tengah dilanda Covid-19 dan penjualan buah dari hasil kebun orangtuanya turun drastis.
Agi pun memutar otak untuk membuat usaha sendiri. Akhirnya ia memilih usaha anggrek karena ia dan ibunya suka menanam anggrek sejak lama. Sebagian besar anggrek yang dibudidaya dara 27 tahun ini berasal dari Bandung. Ada pula yang impor dari Australia.
“Anggrek ini adalah tanaman yang paling sulit dirawat. Butuh waktu delapan tahun dari bibit hingga bisa berbunga, jadi tantangannya berat. Awal mulanya sangat susah hidup di sini (Brastagi),” ujarnya.
Namun sembari membudidaya anggrek, Agi dan abangnya, Amors Surbakti yang merupakan alumni Fakultas Pertanian bereksperimen membuat pupuk agar anggrek bisa tumbuh subur di Brastagi. Setelah beberapa kali eksperimen akhirnya berhasil dan ditemukan pupuk yang bisa membuat anggrek dari Bandung dan Australia tumbuh dan berbunga di Karo.
“Hasilnya juga beda ya dari aslinya. Bunga anggrek yang kami tanam di sini warnanya lebih cerah dibanding yang ditanam di daerah asalnya,” terang Agi.
Kini usaha anggrek, Ramblas Orchid dan usaha pupuk cair, Amors Farm tumbuh bersama. Pembeli anggrek pada umumnya juga membeli pupuk cair dari Amors Farm. Bahkan permintaan pupuk cair jumlahnya lebih besar dibanding penjualan anggrek. Karena pupuk cair produksi Amors Farm bukan hanya untuk anggrek, tapi ada juga yang dibuat untuk tanaman buah.
“Kita berterima kasih dengan kunjungan dari Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI) ke tempat kami, dengan edukasi ini kami tahu apa dan manfaat dari layanan fintech ini, karena selama ini kalau untuk pembiayaan kami selalu pengajuan ke pinjaman bank, jadi sekarang sudah paham dengan layanan pinjaman digital fintech lending ini, sehingga kedepannya bisa juga membantu pengembangan bisnis kami,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post