Batangtoru, Waspada.co.id – Untuk tetap menjaga dan melestarikan adat budaya Tapanuli Selatan, PT Agincourt Resources mengadakan pagelaran adat budaya Tapanuli Selatan di Sopo Daganak, Batang Toru, pada 28 Oktober 2024. Tema yang diangkat yakni “Dengan Semangat Sumpah Pemuda, Terus Lestarikan Budaya Tapanuli Selatan.”
Masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru turut meramaikan acara perdana ini. Salah satu keunikan pagelaran adat budaya Tapanuli Selatan ini yakni penampilan makkobar boru (sidang adat) yang melibatkan unsur kekerabatan Dalihan Na Tolu (suhut dan kahanggi, anak boru, mora), raja-raja, natobang–natoras, hatobangon, dan orang kaya dari Desa Wek III dan Desa Telo.
Makkobar sebagai salah satu seni berbicara khas Batak Angkola memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam acara adat, makkobar digunakan sebagai sarana komunikasi, penyampaian pesan, dan hiburan. Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai terkikis.
Melihat kondisi tersebut, PT Agincourt Resources (PTAR) mengambil inisiatif untuk melatih generasi muda agar mampu menguasai seni makkobar. Dengan menghadirkan pelatih berpengalaman seperti Raja Sutan Hasahaton dan Parlaungan Siregar yang merupakan pemuka adat di Tapanuli Selatan, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menerapkan makkobar dalam kehidupan sehari-hari.
Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah menuturkan agar kegiatan ini dapat memotivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap adat istiadat leluhur.
“Kami ingin generasi muda memahami dan menghargai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat istiadat kita. Kami juga ingin senantiasa mendukung upaya-upaya untuk melestarikan adat budaya yang dimiliki Tapanuli Selatan,”tuturnya, Selasa (29/10).
Selain penampilan makkobar, pagelaran ini juga dimeriahkan oleh lomba fashion show Naposo Nauli Bulung perwakilan dari 19 desa di Batang Toru dan Muara Batang Toru yang menyuguhkan keindahan dan keunikan pakaian adat Batak Angkola. Selain itu, ada pula penampilan kolaborasi antara penari yang diiringi gordang sambilan, yang juga merupakan binaan PTAR.
Asisten III Tapanuli Selatan, Syahrir Siregar memberikan apresiasi atas inisiatif PTAR dalam upaya melestarikan adat budaya Tapanuli Selatan.
“Adat istiadat tidak harus kaku, tetapi harus mampu beradaptasi dengan zaman. Ini acara yang bagus dan perlu dilanjutkan untuk kita terus dan dapat melestarikan adat budaya kita di Kabupaten Tapanuli Selatan,” katanya.
Perwakilan Desa Wek III, Nelfan Efendi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan penuh yang diberikan PTAR.
“Kami sangat berterimakasih atas dukungan yang diberikan, baik dalam bentuk pelatihan maupun fasilitas. Tujuan utama kami adalah agar generasi muda semakin tertarik melestarikan adat makkobar,” tuturnya.
Senada dengan Nelfan, perwakilan Desa Telo, Abdul Roni Nainggolan, juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan oleh PTAR.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga kelestarian budaya kita. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi pemuda lainnya,” ucapnya.
Pagelaran adat budaya ini diharapkan dapat menjadi agenda yang berkelanjutan. Ke depannya diharapkan semakin banyak desa di Batang Toru dan Muara Batang Toru terlibat di pelatihan makkobar.(wol/eko/rls/d2)
Discussion about this post