MEDAN, Waspada.co.id – “Jika Bapak terpilih Jadi Wali Kota Medan, Tolong Jangan Lupakan Kami. Kami Bosan Janji-janji nyatanya setelah jadi banyak yang lupa dan tidak peduli dengan kami warga Young Panah Hijau ini.”
Kalimat tegas dan pedas ini dilontarkan sejumlah warga terkhusus kaum ibu yang berdomisili di Jalan Young Panah Hijau, Gang Melati Lingkungan V, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan menyambut kedatangan Calon Wali Kota Medan Nomor urut 2, Ridha Dharmajaya saat bersilaturahmi dan blusukan di tempat mereka, Minggu (20/10).
Cerita pilu dari Aini (35) menambah daftar kisah miris warga. Aini mengaku tidak pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga Bantuan Sosial Beras (BSB).
Aini yang berstatus janda anak dua dan bekerja serabutan bercerita sambil meneteskan air mata.
Bahkan dirinya mengisahkan jika anak pertamanya sempat harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan anaknya itu ke sekolah swasta.
Sampai akhirnya, salah satu sekolah swasta yang ada di kawasan itu pun memberikan beasiswa kepada anaknya untuk melanjutkan sekolah ke bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Alhamdulillah, berkat bantuan dari para tetangga anak saya bisa bersekolah dan mendapatkan beasiswa dari sekolah tersebut. Cuma, karena saya pun kerjanya serabutan yang penghasilannya tidak tentu itu anak saya pun kadang kesulitan untuk pergi ke sekolah karena tidak ada ongkos,” katanya lagi.
Sebagai orangtua, katanya, siapa yang tidak memikirkan masa depan bagi anak-anaknya.
“Kalau bisa nasib anak-anak saya lebih bagus dari saya. Makanya, dengan keterbatasan ekonomi yang sangat prihatin ini diharapkan ada peran Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk bantu saya dan banyak orang miskin disini senasib dengan saya,” ujarnya lagi.
Keinginan terbesarnya saat ini adalah melihat pasangan yang mengusung tagline Medan BERANI (Bersama Ridha-Rani) memenangkan Pilkada Medan dan menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan ke depan.
Harapannya sederhana, Aini ingin mendapatkan perhatian sebagai masyarakat miskin di Kota Medan terutama kawasan Jalan Young Panah Hijau ini.
“Saya mendengar tadi bahwa pak Ridha akan meningkatkan kualitas pendidikan dengan membantu anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa. Saya berharap dan berdoa semoga pak Ridha dimudahkan jalannya oleh Allah sehingga bila terpilih menjadi Wali Kota Medan bisa memenuhi janjinya dan anak-anak kami khususnya dari keluarga tak mampu bisa sekolah untuk mendapatkan nasib yang lebih baik dari kami saat ini,” ujarnya penuh harap.
Senada dengan curahan hati (curhat) yang dilontarkan oleh Aini, Hajjah S Nasution juga menekankan hal yang sama kepada Ridha saat itu.
Ridha yang datang ditemani Sekretaris Umum Tim Sukses Ridha-Rani, Boydo HK Panjaitan dan Wakil Ketua Bidang Hubungan Masyarakat DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Ustaz Fuad Akbar pun menyusuri rumah warga yang bermukim di daerah yang kerap terendam oleh banjir rob itu.
Ridha pun mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami oleh masyarakat di kawasan itu.
Untuk itu, calon Wali Kota yang diusung oleh PDI Perjuangan, Hanura, PPP, Partai Gelora Indonesia, Partai Ummat, PKB, Partai Buruh dan PBB mengajak kepada warga di Jalan Young Panah Hijau khususnya di Gang Melati Lingkungan V untuk berjuang bersama dengan pasangan Ridha-Rani di Pilkada Medan 2024.
“Ayo, bapak dan ibu dan saudaraku sekalian mari kita sama-sama untuk keluar dari kondisi terpuruk seperti saat ini. Jika, nantinya dengan pertemuan singkat ini bapak dan ibu memberikan amanah bagi pasangan Ridha-Rani. Insyaallah sama-sama kita benahi Medan ini untuk masa depan anak-anak kita ke depan,” ungkapnya.
Soal janji politik, Ridha menganalogikan dengan seekor Srigala yang berpidato di hadapan puluhan ekor domba.
Dalam analogi itu, Ridha melanjutkan bahwa seekor srigala berjanji kepada puluhan ekor domba jika terpilih akan memakan rumput sama halnya apa yang dimakan domba.
“Lalu apakah bapak ibu percaya bahwa si srigala itu akan menepati janjinya untuk makan rumput seperti yang saya analogikan di atas?,” tanya Ridha yang dijawab serentak enggak, disambung mana mungkin srigala akan makan rumput kata warga yang hadir.
Nah, katanya, begitu juga dengan Ridha-Rani. Tidak akan mengucapkan janji apalagi sekedar untuk mendapatkan suara pada saat pemilihan 27 November nanti.
“Saya dan Rani. Jika nanti Allah menakdirkan kami untuk memimpin kota Medan ini maka kami akan menjalankan terlebih dahulu program-program yang kami mengetahui bidang itu. Kalau bapak dan Ibu tanya soal bidang kesehatan program apa yang kami akan lakukan saya Insyaallah bisa mewujudkan itu karena saya adalah seorang dokter. Sementara kalau di bidang pendidikan, saya pasti tahu betul apa yang akan dilakukan ke depannya karena saya juga sebagai dosen dengan jabatan dan bergelar Profesor,” katanya.
Maka dari itu, lanjutnya, bidang kesehatan Ridha-Rani akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tidak hanya sekedar program Universal Health Coverage (UHC) dengan hanya menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Ke depan, katanya, masyarakat Medan bukan hanya bisa berobat gratis. Tetapi juga akan mendapatkan pelayanan terbaik dari tenaga medis dan kesehatan yang ada di setiap rumah sakit di Kota Medan.
Lalu bidang pendidikan adalah, katanya, bagaimana ke depan anak-anak usia sekolah terutama tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bukan hanya mendapatkan pendidkan untuk berwawasan teknologi, akan tetapi harus dibarengi dengan pendidikan karakter, pendidikan olahraga utama yakni berenang dan berwawasan internasional.
“Artinya, anak- anak usia sekolah SD-SMP akan diberikan pendidikan bukan hanya untuk memperoleh pemahaman di bidang ilmu pengetahuan. Akan ada pendidikan karakter bagi anak dengan melibatkan seluruh pemuka dan tokoh agama, pendidikan kesehatan artinya ada olahraga wajib yakni berenang untuk anak-anak SD-SMP. Kenapa berenang karena dengan berenang selain akan membuat anak-anak kita menjadi tinggi juga anak-anak akan lebih sehat dan menciptakan anak-anak berwawasan internasional dengan penerapan bahasa Inggris dari kelas 3 SD sampai SMP,” jelasnya.
Maka dari itu, sambungnya, bagi warga di Jalan Young Panah Hijau untuk tidak salah memilih pemimpin pada Pilkada Medan tahun 2024.
“Dan terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa berani untuk tolak politik uang. Karena, jangan mau kita gadaikan masa depan anak-anak kita untuk sekedar memilih pemimpin yang membayar suara bapak dan ibu. Jika itu terjadi maka Pilkada kali justru bukan mendapatkan pemimpin terbaik melainkan penyuap terbaik dan itu akan menjadikan nasib anak-anak kita akan menjadi ibarat penumpang di rumah sendiri,” pungkasnya. (wol/ags)
Discussion about this post