TARUTUNG, Waspada.co.id – Saat ini sejumlah figur yang berpendidikan strata dua (S2) dan strata tiga (S3) mencuat menjadi kandidat kuat Bupati Tapanuli Utara periode 2024-2029.
Ada sederet nama yang muncul, di antaranya Dr Erikson Sianipar, Satika Simamora SE MM, Dr Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, Dr Deni Lumbantoruan dan lainnya.
Kehadiran mereka di kancah perpolitikan daerah dinilai sejumlah kalangan memberi dampak positif bagi masyarakat dan demokrasi terutama dari sisi kualitas pribadi masing-masing.
Salah satunya dikemukakan Dr Janpatar Simamora SH MH, Dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, ketika menjawab Waspada Online, Jumat (19/7).
Pakar Hukum ini mengatakan, dari sejumlah nama yang muncul tersebut tentu akan mempertontonkan dan memberikan nuansa kecerdasan bagi masyarakat pemilih di Taput.
“Saya kira munculnya sejumlah figur yang ingin maju dalam Pilkada Taput 2024, patut disambut baik dan kita apresiasi. Hal ini mengindikasikan bahwa proses demokrasi lokal mendapat ruang yang cukup menarik bagi sejumlah tokoh yang memiliki pendidikan dan pengalaman di atas rata-rata.
“Lagi pula, seyogianya demokrasi harus memberikan ketersediaan pilihan bagi para konstituen,” imbuhnya.
Menurut Janpatar, mereka yang akan bertarung di Pilkada Taput sudah ditopang dengan latar belakang pendidikan yang baik dan pengalaman yang mumpuni di sejumlah bidang.
“Sehingga saya yakin pesta demokrasi kali ini di Taput akan berjalan semakin berkualitas dibanding pelaksanaan sebelumnya, yang hilirnya tentu akan melahirkan pemimpin yang berkualitas pula,” tandasnya.
Soal peluang kata Dr Janpatar, tentunya masing-masing calon punya kesempatan yang sama untuk memenangkan pesta demokrasi lokal. Apalagi masih ada waktu untuk mensosialisasikan program dan menarik simpati pemilih.
Yang terpenting sekarang, sejauh mana kemampuan masing-masing calon beserta tim suksesnya untuk meyakinkan rakyat Taput; bahwa mereka merupakan pilihan terbaik bagi masa depan Taput.
“Rakyat Taput tentunya sudah cerdas, kita yakin pemegang hak pilih akan memberikan hak pilih secara selektif,” paparnya.
Kendati demikian, Janpatar Simamora menyebut, mengingat mayoritas keseharian masyarakat Taput sebagai petani, maka selain bicara masalah umum seperti pelayanan publik, kesehatan dan pendidikan, maka perlu di kedepankan upaya-upaya yang dapat memudahkan sektor pertanian dan ekonomi menjadi lebih unggul dan berdaya saing.
Menurutnya, itu menjadi point penting jika ingin memajukan Taput yang sejalan dengan hakikat otonomi daerah, yaitu dalam rangka percepatan pembangunan dan kemajuan daerah.
“Harapan kita calon kepala daerah, masyarakat berserta tim sukses dapat mengikuti perhelatan demokrasi lokal ini tanpa adanya perbuatan-perbuatan yang menyimpang atau mencederai tahapan pilkada,” imbuhnya.
Dr. Janpatar, menegaskan kampanye hitam dan politik uang yang dilakukan tim sukses, masyarakat dan kandidat, serta tidak netralnya penyelenggara Pilkada dan pemerintah; dapat memengaruhi nilai-nilai demokrasi.
“Cara-cara kotor seperti itu, tentu akan mengurangi kualitas daripada penyelenggaraan Pilkada itu sendiri,” ujarnya. (wol/jps)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post