BANDA ACEH, Waspada.co.id – Tepat tanggal 20 Oktober 2024 mendatang, tampuk kepemimpinan Presiden Indonesia akan beralih dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Hanya satu pasangan Calon Gubernur Aceh dan Calon Wakil Gubernur Aceh yang mendapatkan undangan menghadiri pelantikan Presiden yakni Muzakir Manaf dan Fadhlullah.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik lulusan Pasca Sarjana Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dian Rahmat Syahputra SE MTP, menilai ini peluang terbaik bagi Aceh untuk mendapat alokasi anggaran lebih banyak dikarenakan Mualem dan Dek Fadh merupakan orang dekat Presiden terpilih.
“Kita sudah melihat bagaimana Kota Medan dan Kota Solo kencang sekali pembangunannya karena adanya koneksi khusus antara Presiden dan kepala daerah setempat, karena itu warga Aceh harus manfaatkan peluang terbaik untuk bangkit dari ketertinggalan dengan memilih calon kepala daerah yang dekat dengan Presiden yang baru,” jelas Dian yang juga peraih MURI Award tahun 2022 lalu.
Dian menjelaskan dana otonomi khusus Aceh akan habis pada tahun 2027 mendatang, hal ini menjadi kekhawatirkan serius akan berdampak pada sektor infrastruktur makro dan mikro.
“Banyak daerah di kabupaten dan kota yang masih membutuhkan anggaran Otsus untuk membenahi sektor pelayanan publik, jika Otsus habis, Aceh akan semakin terpuruk lantaran anggaran semakin minim untuk pelayanan publik, seperti jalan, kesehatan, pendidikan, dan sektor krusial lainnya,” kata Dian.
Dian menilai Mualem – Dek Fadh merupakan harapan terakhir bagi Aceh untuk memperbaiki berbagai kebutuhan dasar masyarakat, agar kelak Aceh tidak lagi dianggap sebagai daerah termiskin di Sumatera.
“Peluang terbaik Aceh untuk bangkit, ada didepan mata, hubungan khusus antara Mualem – Dek Fadh harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, rakyat Aceh berikan kesempatan kepada Mualem – Dek Fadh untuk menjadi Pemimpin di Aceh, jika keduanya gagal, jangan kita pilih lagi di Pilkada 2029, semoga mereka amanah saat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2025-2030,” pungkasnya. (wol/pel)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post