MEDAN, Waspada.co.id – Dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan yang terlibat dalam perkelahian fisik saat berada di ruang toilet mendapatkan sorotan tajam dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Dosen Komunikasi STIK-P Medan, Dr Arianda Tanjung M.Kom.I
“Insiden tersebut mencerminkan kurangnya profesionalisme dan etika dalam lembaga legislatif. Perilaku seperti ini tidak hanya merusak citra individu yang terlibat, tetapi juga mencoreng reputasi institusi DPRD secara keseluruhan. Sekaligus menunjukkan lemahnya komunikasi politik yang terjalin selama ini,” tegas Arianda, Selasa (18/3).
Ia menambahkan bahwa ketika ada suatu permasalahan seharusnya diselesaikan melalui dialog bukan dengan kekerasan.
“Apapun alasannya, anggota dewan seharusnya menjadi teladan dalam berkomunikasi dan menyelesaikan konflik. Tindakan baku hantam menunjukkan ketidakmampuan dalam mengelola emosi dan perbedaan pendapat,” tambahnya.
Arianda juga menekankan pentingnya pelatihan komunikasi dan manajemen konflik bagi para wakil rakyat.
“Pelatihan semacam itu dapat membantu anggota dewan dalam menghadapi situasi sulit dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas mereka,” jelasnya.
Masyarakat, kata Arianda, tentunya berharap agar insiden serupa tidak terulang dan para wakil rakyat dapat menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab serta menjaga kehormatan lembaga legislatif. (wol/tim/d2)
Discussion about this post