Rasionalisasi dan Efisiensi Anggaran
Kesuksesan membangun Tapanuli Utara tentu saja tak segampang membalikan telapak tangan.
Tantangan terberat adalah mampu mengoptimalkan anggaran yang ada. Itu kenapa selama 10 tahun menjabat bupati, Nikson berani melakukan rasionalisasi, efisiensi, dan refocusing anggaran.
Nikson memangkas biaya-biaya yang tidak perlu, termasuk anggaran untuk organisasi perangkat daerah (OPD). Biaya-biaya tersebut kemudian dialokasikan, di antaranya untuk membangun infrastruktur, dana desa, pendidikan dan berobat gratis, membuat pelatihan tenaga kerja, serta mekanisasi pertanian.
Namun, kebijakan ini ternyata sempat membuat sejumlah OPD kesal. Nikson yang mendengar hal itu kemudian mengumpulkan seluruh OPD. Dia menjelaskan bahwa kebijakan itu diambil untuk melayani masyarakat. “Nah, saya mulai (memberi contoh), akhirnya mereka mau. Wakil bupati, sekda, akhirnya mau rasionalisasi anggaran,” ujar Nikson.
Nikson kemudian beberapa kali mengajak kepala OPD untuk mendatangi desa-desa di Tapanuli Utara. Barulah, mereka merasakan dampak dari refocusing anggaran. Salah satunya untuk pembangunan jalan.
“Maka di tahun 1-2, selalu, tiap kepala dinas saya bawa nginap di desa. Biar melihat langsung jalan dan jembatan tadi. Menginap di rumah warga. Begitu di periode kedua, kondisi jalan kita mantap sudah 80 persen. Saya bawa lagi kepala dinas. Tahun 2020-2022, akhirnya mereka bilang sudah bagus jalannya, sudah lancar,” kata Nikson.
“Memang terkadang persoalan kita enggak enak, enggak enak. Kalau enggak begitu, enggak cukup anggaran kita, enggak sanggup. Kalau raja tega, ya raja tega di mana? Orang saya enggak ambil uangnya,” kata Nikson menambahkan.
Membangun Bandara Silangit
Nikson, kepada Pengurus SMSI Pusat secara gamblang mengungkapkan untuk membangun Bandara Silangit butuh perjuangan yang besar bagi Bupati Tapanuli Utara kala itu.
Keberanian dan komitmen pun dia berikan agar Tapanuli Utara menjadi wilayah yang perekonomiannya maju dan sejahtera.
Salah satu bentuk komitmen Bupati yang telah menjabat dua periode ini (2014 – 2019 dan 2019 – 2024) yakni membenahi infrastruktur transportasi udara. Tapanuli Utara memiliki Bandar Udara (bandara) Silangit yang telah dibangun sejak masa penjajahan Jepang.
Sejak tahun 1995 bandara ini telah dibangun kembali dengan menambah landasan pacu sepanjang 900 meter menjadi 1.400 meter. Di tahun 2005, bandara ini pun beroperasi yang diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembangunan bandara tetap dilakukan dengan gencar hingga memiliki landasan pacu sepanjang 2.400 meter di tahun 2011.
Kendala tiba ketika di tahun 2015, Angkasa Pura (AP) II berniat mundur untuk mengelola Bandara Silangit. AP II mengaku merugi dan mewacanakan mengembalikan pengelolaan bandara ke Kementerian Perhubungan.
Discussion about this post