MEDAN, Waspada.co.id – Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut 1 dan nomor urut 2 saling sindir terkait dengan pelayanan kesehatan, dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Pemerintah Kota Medan.
Aksi saling sindir itu terjadi saat debat kandidat pertama digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut ini, dengan tema ‘Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat’, berlangsung di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Rabu (30/10) malam.
Sindiran Bobby berawal dari menyindir Edy Rahmayadi saat menjadi Gubernur Sumut, lebih mementingkan membeli lahan Medan Club, untuk melebarkan gedung Kantor Gubernur Sumut.
Sementara Bobby Nasution, dengan bangga memamerkan program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) yang dicanangkan saat menjabat Pemko Medan Bobby.
Bobby Nasution sebagai Walikota Medan, Kota dia pimpinan sudah berstatus UHC atau cakupan kesehatan semesta, yang artinya masyarakat bisa menikmati fasilitas kesehatan tanpa mengalami hambatan finansial.
“Kami di Medan sudah UHC. Dengan anggaran provinsi, sebenarnya Sumut bisa UHC, tapi di masa bapak lebih milih eks Medan Club yang harganya Rp 400 miliar. Sedangkan masyarakat berobat pun belum bisa gunakan KTP, gratis. Kenapa?” ucap Bobby.
Menyikapi sindiran itu, Edy Rahmayadi mengatakan jangan bandingkan antara Kota Medan dengan Sumut, tidak tepat. Ia menjelaskan bahwa Sumut terdiri 33 Kabupaten/Kota. Sedangkan, Medan hanya 1 Kota.
“Tadi dijelaskan ada singkatan itu dipanjangkan. UHC Universal Health Coverage. Itu yang dibanggakan dengan KTP bisa berobat? Itu kan penerapan nasional untuk BPJS yang belum bisa menyelesaikan masalah,” kata Edy.
Mantan Pangkostrad itu, mengatakan UHC harus disertai dengan pelayanan dan infrastruktur rumah sakit yang baik.
“BPJS yang pakai APBN saja tidak jadi jawaban, apalagi UHC yang setingkat Wali Kota Medan untuk rakyat berobat. Jangan bohongi rakyat,” jelas Edy.
Edy Rahmayadi mengatakan UHC memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Dia menyindir RSUD Pirngadi Medan, rumah sakit milik Pemko Medan, sempat kehabisan obatnya.
“Persoalannya, rumah sakitnya (RSUD Pirngadi Medan) tak ada obatnya. Itu yang harus kita diskusikan caranya. Supaya pelayanan kesehatan bisa diatasi. Mulai infrastruktur kesehatan, jangan disinggung dengan Eks Medan Club. Medan Club itu bonusnya Sumatera Utara,” kata Edy. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post