Deliserdang, Waspada.co.id – PT Taspen (Persero) dan Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) menyerahkan bantuan sosial kepada pesantren Al-Hidayah, Dusun IV, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, baru-baru ini.
Pesantren Al-Hidayah merupakan pesantren yang didirikan oleh mantan napi kasus teroris, Khairul Ghazali, dengan tujuan untuk deradikalisasi anak-anak mantan pelaku terorisme melalui pemahaman agama dan pendidikan kewarganegaraan yang jauh dari kata radikal agar anak-anak tersebut bisa diterima masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen menyalurkan bantuan tanggung jawab sosial lingkungan sebesar 50 juta Rupiah yang diperuntukan untuk pengembangan prasarana pesantren, sembako dan perlengkapan sholat.
Komisaris Utama PT Taspen, Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius, sekaligus pendiri masjid Al-Hidayah yang berlokasi di dalam pesantren, mengatakan penyerahan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap para santri.
“Dengan membawa teman-teman PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen, saya mengenang kembali waktu ikut membantu masjid dan pesantren Al-Hidayah ini. Ini salah satu bentuk kepedulian kita, yang juga merupakan program deradikalisasi merangkul kembali semua saudara kita termasuk anak-anaknya. Sekarang (anak santri-red) sudah berbaur bukan cuma dengan anak yang orang tuanya terlibat kasus teroris, tapi sudah berbaur juga dengan anak dari masyarakat umum,” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) 2016-2020 ini juga mengatakan, pemberian santunan juga dalam rangka mendekati bulan suci Ramadhan.
“Bantuan yang diserahkan oleh PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen ini kita harap bisa bermanfaat untuk pesantren mengingat bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Ada perangkat alat sholat, ada juga dalam bentuk bantuan dana, bisa digunakan dalam menyambut Ramadhan agar dalam kondisi yang baik semuanya,” jelas Alius.
Alius menambahkan bahwa program pemberian bantuan dari PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen untuk pesantren yang menjalankan program deradikalisasi ini akan terus berlanjut.
“Rencananya, nanti tanggal 6 dan 7 saya akan berangkat ke Lamongan, di mana juga ada pesantren yang didirikan mantan teroris untuk bertemu bersama teman-teman di sana,” jelasnya.
Dalam kegiatan kali ini, Direktur Utama Bank Mandiri Taspen, Elmamber Sinaga, yang ikut menyerahkan bantuan berharap melalui kegiatan ini masyarakat bisa merasakan kehadiran BUMN untuk ikut mensejahterakan masyarakat.
“Kita (Bank Mandiri Taspen – red) mensupport hal yang baik oleh apa yang sudah dilakukan oleh bapak Suhardi Alius saat dulu menjabat sebagai kepala BNPT. Kita ingin agar masyarakat merasakan kehadiran negara, pemerintah, dan BUMN. Kita juga sebagai anak perusahaan BUMN tentunya ingin berkontribusi agar kehadiran Bank Mandiri Taspen lebih dirasakan masyarakat,” ungkap Elmamber.
Pendiri sekaligus pengelola pesantren Al-Hidayah, Khairul Ghazali, mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan yang disalurkan oleh PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen untuk kebutuhan para santri.
“Kita bersyukur, artinya BUMN, negara peduli dalam meningkatkan mutu pendidikan sarana dan prasarana pesantren ini. Kami berterimakasih kepada negara dalam hal ini, PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen,” ungkap Ghazali.
Menurutnya, kehadiran negara dan BUMN di pesantren Al-Hidayah merupakan hal yang penting mengingat pesantren tersebut berbeda dengan pesantren lain sebab pesantren Al-Hidayah lebih fokus dalam hal deradikalisasi para santri yang keluarganya terlibat kasus terorisme.
“Pesantren ini berbeda dengan pesantren lain. Pesantren ini lebih fokus pada deradikalisasi dan trauma healing center di mana santri-santrinya dalam rangka pencegahan dini deradikalisme. Jadi melalui kehadiran dan bantuan yang diberikan PT Taspen dan Bank Mandiri Taspen bisa meningkatkan mutu pendidikan di pondok pesantren,” pungkasnya. (Wol/rls/ega/d1)
Discussion about this post