MEDAN, Waspada.co.id – Sejak kecil, tak jarang mendengar pernyataan-pernyataan terkait “peduli terhadap sesama itu perlu”. Namun, tak begitu banyak orang yang mampu mengimplementasikan kepeduliannya ke dalam bentuk tindakan.
Raihan Jero Tampubolon, menunjukkan rasa pedulinya melalui kegiatan-kegiatan sederhana. Ia dengan teman mahasiswa yang lain, yaitu Abdil Azis Nasution, mendirikan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan.
Berawal dari proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) bertema Pendidikan Berkualitas yang mereka ambil, kedua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut berinisiatif untuk melanjutkan proyeknya menjadi organisasi.
Pada organisasi yang diberi nama Insan Nasional Bestari Indonesia (INBI) ini, akses belajar gratis merupakan bentuk peduli yang mereka kerahkan terhadap sesama. Jero sendiri mengungkapkan bahwa kepedulian itu sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang paling sederhana.
“Menurut aku, menyalurkan kepedulian itu bisa dilakukan dengan cara apa saja, bahkan sederhananya kita cukup tidak merugikan orang lain, itu udah termasuk penyaluran kepedulian terhadap sesama,” ucapnya.
INBI merupakan saluran kepedulian yang diisi oleh anak-anak muda di Medan. Melalui INBI, anak-anak muda yang tergabung di dalamnya dapat membagi dan ikut serta untuk merealisasikan rasa peduli mereka.
“Membangun INBI adalah caraku dan teman-teman dekatku bisa menyalurkan kepeduliannya terhadap sesama,” ujar Jero.
Adanya INBI menjadi harapan baru untuk anak-anak lain yang kurang memiliki akses dalam pendidikan. INBI kerap mengadakan program-program yang diharap dapat membantu sesama, seperti Bimbel Panti dan Sosial Aksi Nurani Bestari (Sanubari).
Di Bimbel Panti sendiri, para anggota INBI memberikan sebuah ilmu sederhana terhadap anak-anak di panti tersebut. Adanya Bimbel Panti tak hanya untuk membuat anak-anak panti semakin berpengetahuan, tetapi juga untuk membersamai mereka, bahwa semua makhluk di muka bumi sama.
“Kita peduli dengan semangat mereka karena kita tahu mereka tidak seberuntung kita. Dengan kita hadir membersamai mereka, canda tawa akan senantiasa keluar dari dalam diri mereka. Kita mendekatkan diri kepada mereka karena kita ingin memberitahu mereka bahwa kita dan mereka itu sama, punya semangat dan masa depan yang cerah. Bimbel panti niatnya bukan hanya membuat mereka semakin berpengetahuan, tetapi juga menjadi sosok bestari yang sesungguhnya,” ungkap Jero berempati.
Saluran peduli berbentuk INBI ini tidak hanya dilakukan untuk eksternal, melainkan juga di internal INBI sendiri. Jero sebagai Presiden INBI menyatakan bahwa sebelum menyalurkan rasa kepeduliannya terhadap khalayak luas, menunjukkan rasa peduli terhadap anggota INBI merupakan hal yang perlu.
“Sebelum kita menyalurkan kepedulian kepada khalayak luas, kita harus bisa menunjukkan kalau kita harus peduli terhadap sesama anggota INBI terlebih dahulu. Kemudian, kita bisa membuat program-program untuk menyalurkan kepedulian kepada khalayak luas, seperti program Bimbel Panti dengan anak-anak panti asuhan dan Sanubari yang merupakan kegiatan aksi sosial, seperti pengadaan open donasi dan bantuan lainnya,” jelas Jero.
Meskipun Jero masih berstatus sebagai mahasiswa, tak lantas membuat semangatnya menurun dalam membangun INBI untuk menjadi lebih baik lagi. INBI yang masih berusia satu tahun ini diharap dapat menjadi motivasi untuk anak-anak muda lainnya agar senantiasa menyebarkan jaringan peduli terhadap siapa pun dan di mana pun. (wol/ari/d2)
Discussion about this post