MEDAN, Waspada.co.id – Berpuasa pada dasarnya sangat baik untuk kesehatan lambung dan penderita sakit maag dan gerd, apabila dijalankan dengan benar.
Namun sayangnya, hampir 60 persen masyarakat Indonesia berbuka puasa dengan makanan yang tidak ramah lambung, seperti gorengan, bersantan, berlemak, asam, dan pedas, sehingga dapat memperberat kerja lambung.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan, dr Amien Ashal menuturkan sebaiknya penderita harus mengecek terlebih dahulu kondisi penyakit lambung yang diderita. Jika dokter penyakit dalam menyatakan aman berpuasa, mereka boleh berpuasa.
“Harus konsultasi dengan dokter penyakit dalam dulu, bagaimana keadaan lambung kita, apakah dipicu oleh pikiran/stres atau karena sudah ada luka atau sampai pada titik kanker. Jika dalam keadaan yang berat maka penderita dilarang untuk berpuasa tetapi jika masih dalam keadaan ringan atau karena dipicu stres justru bagus untuk berpuasa karena bisa mengistirahatkan pencernaan,”tutur dr Amien Ashal saat talkshow ‘Kalbe & IDI cabang Medan di Gelanggang Mahasiswa USU, Selasa (11/3).
Bagi penderita maag dan gerd harus menghindari makanan asam seperti, asam pade atau makan-makan lokal yang memiliki rasa asam atau makanan yang tidak ramah dengan lambung. Kemudian hindari gorengan karena makanan ini sulit dicerna oleh lambung dan lebih lambat proses pencernaannya.
“Yang jadi masalah, jika pencernaan lambat maka gas muncul sehingga tekanan yang ada di lambung atau kerongkongan berbeda atau tidak stabil sehingga takut katubnya terbuka yang seharusnya tertutup. Jika katub terbuka maka makanan yang ada di lambung naik ke atas dan memicu gerd sehingga terasa terbakar dan pada beberapa pasien terasa nyeri di bagian ulu hatinya,” ucapnya.
Selain itu, saat berbuka puasa disarankan memakan makanan yang karbohidrat dan seratnya cukup seperti kurma sehingga kita tidak perlu khawatir gula darah naik. Dan waktu juga perlu diperhatikan, setelah kurma lalu minum air mineral, tunggu 30 menit kemudian bisa makan berat namun jangan terlalu banyak makan.
“Pada saat sahur disarankan untuk minum beberapa obat yang direkomendasikan dokter. Dan jika terkena serangan akut maka disarankan minum obat yang memiliki kandungan magnesium hidroksida dan simethicone yang ada di dalam Promag,”ungkapnya.
Promag dari PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya, Kalbe Consumer Health sendiri menggelar program #BukaJalanKebaikan di sepanjang bulan Ramadan 2025. Program ini berupa pemberian donasi takjil senilai Rp1,5 miliar ke seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat dapat menikmati takjil ramah lambung.
Pada program ini, Promag bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk rekomendasi pemilihan bahan, serta Public Figure Chef Jarle (Masterchef Indonesia 6) untuk kreasi menu takjil.
“Kalbe berkomitmen melalui brand Promag sebagai Ahlinya Lambung, untuk mengurangi angka penyakit maag, terutama di bulan Ramadan. Apalagi gaya hidup generasi muda (Gen Z) saat ini lebih rentan menderita sakit maag dan mereka cenderung mengabaikannya. Oleh karena itu, Promag berperan dalam mengedukasi pentingnya mengonsumsi makanan dan minuman ramah lambung, terutama saat berpuasa, agar niat baik di bulan Ramadan tetap berjalan dengan baik. Promag sendiri adalah market leader di kategori obat sakit maag, yang sudah hadir di Indonesia lebih dari 50 tahun dan dipercaya dari generasi ke generasi,” ujar Head of Category Digestive & Skin Kalbe Consumer Health, Revi Octaria.
Niat baik Promag dalam mengadakan program edukasi kesehatan lambung ini disambut baik oleh IDI. IDI mendukung program ini dengan memberikan rekomendasi makanan ramah lambung, seperti kurma, air kelapa, rebusan sayur, makanan manis rendah lemak, dan buah-buahan segar.
“Menjaga kenyamanan lambung sangat penting saat berpuasa. Pilihlah makanan rendah lemak, konsumsi makanan segar, dan hindari minuman yang mengandung soda atau kafein saat perut kosong,” jelas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2022—2025, dr. Ulul Albab, Sp.OG.
BukaJalanKebaikan Bareng Promag akan dilaksanakan di 43 kota di seluruh Indonesia, dimulai dari enam kota besar yang berlokasi di kampus-kampus ternama. Di antaranya, Universitas Indonesia (UI) Depok, Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dan Universitas Negeri Makassar (UNS).
Menurut riset Global Listing, Insiden penyakit maag meningkat drastis dari 22 persen ke 36 persen di kategori usia 17—24 tahun, yaitu kalangan mahasiswa dan first jobber. Mahasiswa yang masuk dalam kategori Generasi Z pun merupakan target utama kampanye ini. Sebagian besar dari mereka memiliki kebiasaan mengonsumsi jajanan jaman now yang berpotensi memicu gangguan lambung seperti sakit maag, yaitu camilan seblak, tteokbokki, mie instan pedas, dan lain-lain.
Oleh karena itu, Promag menghadirkan menu Takjil Ramah Lambung, yang diedukasi melalui kegiatan off air maupun online, seperti media sosial Instagram, Tiktok, platform streaming music Spotify, dan aplikasi Grab. Dalam program #BukaJalanKebaikan Bareng Promag ini, Promag juga mengundang sederet public figure yang sedang hits untuk lebih memeriahkan acara.
Di Medan, acara digelar pada 11 Maret 2025 di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan bintang tamu Ustad Ucay, Band Sandwich, dan Chef Nata. (wol/eko/d2)
Discussion about this post