MEDAN, Waspada.co.id – Perpustakan Nasional Republik Indonesia (RI) mengharapkan cara pandang masyarakat terhadap perpustakan yang sebelumnya statis berubah menjadi dinamis dengan ruang lingkup pelayanan meliputi aspek kehidupan sosial dan ekonomi.
Hal tersebut disampaikan Ahli Utama Syarif Bando mewakil Perpustakaan Nasional RI saat menutup Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPP TIK), di Hermes Palace Hotel Medan, Jalan Pemuda, Kamis (13/6).
“Kita berharap cakupannya menjangkau seluruh masyarakat, bukan hanya pada ruang lingkup sekolah, melainkan juga seluruh masyarakat. Oleh Karena itu sebenarnya pengukuran tingkat literasi ini sebenarnya harus dibedakan pada saat pengukuran literasi di sekolah dan pengukuran literasi di masyarakat,” kata Syarif.
Bimtek ini berlangsung selama empat hari terhitung sejak 10-14 Juni 2024 dengan jumlah peserta 28 orang yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumut.
Syarif menilai, parameter yang dipakai untuk meningkatkan literasi adalah bagaimana mereka memiliki kepercayaan bahwa segala sesuatu ada solusinya dengan berbasis pada bahan bacaan di perpustakaan.
“Bagi kita untuk masyarakat umum yang kemudian karena keterbatan, alasan mereka sudah punya keluarga usia sudah lanjut tidak mungkin lagi ke bangku pendidikan, bagi kelompok ini harus di buka ruang oleh pengelola perpustakaan,” sebutnya.
“Untuk itu sehingga dilatih secara khusus dan secara berjenjang. Ini adalah pelatihan dan nanti mereka harus membuat program. Kemudian nanti ada namanya perling meeting untuk melanjutkan dan seterusnya dan seterusnya,” sambungnya.
Dia menambahkan, output yang ditergetkan adalah bagaimana para peserta Bimtek ini saling berlomba untuk menunjukkan hasil karya hasil produk daripada transformasi perpustakaan berbasis sosial.
“Entah itu kerajinan di bidang pertanian di bidang peternakan, mungkin juga kerajinan industri home industri dan seterusnya. Tapi bagi kita prinsip dasarnya adalah mereka punya semangat untuk berubah dan berjuang di dalam mengatasi problema-problemanya ketimbang tidak ada solusi dan kemudian entah jadi pengangguran terbuka,” sebutnya
“maka dengan ini lebih terarah dan lebih tertanam kepercayaan pada bagaimana memiliki kemapuan untuk merubah mindset yang di bangun oleh perpustakaan itu harapan kita sih,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut, Dwi Endah Purwanti menilai Bimtek ini ditujukan untuk memberikan pembekalan kepada pengelola perpusatakaan desa. Dengan tujuan agar pesert bisa menyelenggarakan layanan pusataka daerah yang melibatkan masyarakat.
“Digemari masyarakat, yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat dan ini sangat sangat luar biasa, mudah-mudahan, ini betul betul dimanfaati oleh para peserta,” sebutnya.
Sri mengakui, saat ini Sumut memang masih belum optimal dalam mengelola perpustakaan desa. Melalui bantuan perputasaka nasional ini diharapkan bisa mengoptimalkan fungsi perpustakan desa yang ada di sumut, sehingga program ini berdampak pada peningkatan kesejatehaan masyarakat.
“Kalau kami dari provinsi, sebagai koordinator, selayaknya kita berkoordinir, selama ini juga berkoordinasi denga kabupaten/kota kita terus mendorong agar betul-betul manfatnya. Betul betul program program yang digariskan yang diberikan, bantuan-bantuan yang diberikan itu betu betul dimanfaatkan,” sebutnya.
“Kegiatan bimbingan ini sebuah rangkaian, masih ada kegiatan lainnya. Semua di desain perpustakaan nasional, agar betul betul memberikan dampak yang positif bagi kesejaterahan masyarakat,” pungkasnya. (wol/man)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post