MEDAN, Waspada.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara (Sumut) mengajukan status darurat bencana ke Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Penanganan, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati di Ruang Rapat II, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pengeran Diponegoro, Kamis (28/11).
“BPBD akan mengajukan status darurat ke Pj Gubernur sampai akhir Desember. Pak Pj sangat merespon dalam proses penandatanganan yang isinya merespon penandatanganan kesiapsiagaan Pemprov Sumut menghadapi musim hujan,” sebutnya.
Sri menyebutkan, BPBD Sumut sudah mendata korban di 4 Kabupaten/Kota. Untuk sementara data BPBD Sumut sebanyak 31 korban meninggal dunia dari 4 Kabupaten dan Kota.
Sri Wahyuni menyebutkan, di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang terkena banjir bandang, ada dua korban dsn sudah ditemukan yang hilang pada 23 November lalu. Di Kabupaten Padang Lawas (Palas) korban tanah longsor sebanyak 4 orang korban.
Kemudian di Sibolangit, Kebupaten Deli Serdang korban banjir bandang sebanyak 4 orang korban sudah ditemukan dan 2 orang korban lagi masih dalam pencarian. Kemudian di Kabupaten Karo, jumlahnya 10 orang sudah ditemukan tewas.
“Data sejak Kamis 27 November 2024 kemarin di Sibolangit semalam 7 orang lagi sudah ditemukan. Untuk di tanggal 23 November ada 22 korban, tapi hari ini katanya 2 korban lagi, tapi masih belum ada laporan. Jumlahnya secara keseluruhan sebanyak 31 korban,” ucapnya.
Dia mengatakan, prakiraan BMKG Wilayah I Sumut akan terus dilanda hujan dan potensi banjir hingga longsor. Potensi itu akan terjadi hujan pada tanggal 27 November hingga 4 Desember
Karena itu, Sri mengatakan, BPBD mengimbau kepada masyarakat Sumatera Utara, untuk menghindari berplesiran, berwisata ke tempat perairan, misalnya sungai karena siapapun tidak bisa memprediksi kapan bencana itu datang. Warga diimbau tidak menyepelekan bunyi gemuruh dari atas gunung.
“Bisa saja itu merupakan jatuhan batu yang diakibatkan oleh tanah longsor. Jika terus menerus hujan tanah akan labil, jadi longsor di atas membawa material ke air jadi harus hindari dan waspada wisata air,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post