JAKARTA, Waspada.co.id – Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mendesak aparat penegak hukum (APH) dan pemeriksa atau auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memerikaa dugaan permainan perhitungan insentif dan jasa medis Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tenaga medis di RSUD AT periode 2020-2023.
“Karena kami memperoleh informasi bahwa telah terjadi pergantian penanggungjawab laboratorium dan unit transfusi darah (UTD) RSUD AT yang diduga akibat inisial dr M enggan menandatangani jasa pelayanan medis. Sehingga pihak rumah sakit memaksa mencari pengganti dengan tenaga kontrak dengan inisial dr. FAI,” kata Sekretaris Eksekutif CERI, Hengki Seprihadi, dalam rilis yang diterima, Jumat (9/8).
“Padahal RSUD AT sudah kelebihan tenaga medis sebagai mana dilansir media Serambinews.com pada 15 Mei 2024, di mana Direktur RSUD AT dr AP menyatakan kelebihan tenaga kerja karena sudah mempunyai total tenaga kerja sebanyak 928 orang,” ungkapnya.
“Menurut bocoran, ada upaya sistematis dari pihak RSUD melapor ke Kepala BPJS Langsa untuk pergantian ini,” ungkap Hengki.
Lucunya, kata Hengki, pada Minggu (4/8) malam lalu, dr M mendapat pesan whatsapp dari Kabid Pelayanan Medis RSUD AT, supaya tidak aktif lagi di laboratorium RSUD AT.
“Anehnya, dr M hingga hari Jumat (9/8) tidak menerima surat penonaktifan resmi dari pihak RSUD AT seperti yang diutarakan oleh dr TDS melalui pesan whatsapp,” ungkap Hengki.
Bahkan, sampai Jumat (9/8), nama dr M masih tercantum sebagai penangungjawab laboratorium. “Atas kondisi ini, kami minta atensi kepada pihak terkait agar menelisik apa motif di balik ini semua,” pungkas Hengki.
Atas kejanggalan tersebut, Hengki mengatakan CERI telah melayangkan konfirmasi dan permohonan informasi kepada Direktur RSUD AT. Namun hingga rilis media ini disiarkan, belum ada konfirmasi yang diberikan.
Sedangkan Kadis Kesehatan wilayah tersebut yang juga dikirimkan surat konfirmasi dan permohonan informasi dari CERI, sempat memberikan respon.
“Terima kasih atas surat yg sudah ditujukan ke Direktur RSUD AT. Nanti akan saya koordinasi dahulu sehubungan surat ini ya,” ungkapnya singkat.
Sementara, ketika dikonfirmasi awak media, Direktur RSUD AT meminta wartawan tersebut untuk datang ke rumah sakit tersebut. Meski dijelaskan, wartawan berdomisili di Kota Medan.
“Harus ketemu langsung, akan saya beberkan selengkapnya. Saya tunggu kapan abang bisa datang. Karena terlalu panjang cerita, dan faktanya,” jelasnya. (wok/rls/asred/d1)
Discussion about this post