BANDA ACEH, Waspada.co.id — Ada satu hal yang tak pernah gagal memikat perhatian dalam dunia pendidikan tinggi: ketika mahasiswa mampu menjawab persoalan nyata masyarakat dengan solusi cerdas berbasis teknologi.
Inilah yang ditunjukkan oleh tim mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK), yang sukses meraih Juara 2 dalam kompetisi nasional Sandbox 2.0, kategori Hack4Health, yang diselenggarakan oleh IEEE ITB Student Branch.
Tim ini terdiri dari lima mahasiswa lintas program studi: Glenn Hakim (Informatika) sebagai ketua tim, bersama empat rekannya yaitu Muhammad Bintang Indra Hidayat, Muhammad Habil Aswad, Ahmad Syah Ramadhan (ketiganya dari Informatika), dan Musliadi dari program studi Statistika.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian sosial yang tinggi, mereka menciptakan sebuah platform yang dinamai “DarahTanyoe” sebuah inovasi yang mengusung sistem distribusi darah yang lebih efisien, terintegrasi, dan responsif.
Dari Ide Hingga MVP: Perjalanan Panjang Menuju Inovasi
Kompetisi Sandbox 2.0 bukanlah ajang biasa. Diselenggarakan dalam dua sesi yakni sesi Bi-weekly yang dilaksanakan secara daring selama lebih dari satu bulan, dan sesi final atau Hackday yang digelar secara luring di GSG Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), kompetisi ini menantang peserta untuk berpikir kritis dan membangun solusi nyata dari nol.
Sesi Bi-weekly berlangsung dari tanggal 11 Februari hingga 22 Maret 2025, dan terbagi dalam tiga tahap. Pada setiap tahap, peserta diberikan tantangan yang berbeda, mulai dari pengembangan ide awal, desain antarmuka, hingga membentuk Minimum Viable Product (MVP) atau produk awal yang sudah bisa diuji.
Selama proses ini, tim FMIPA USK mendapatkan bimbingan intensif dari mentor-mentor profesional di bidang teknologi dan kesehatan masyarakat. Dalam setiap sesi, inovasi “DarahTanyoe” terus diasah.
Platform ini dirancang untuk mengatasi tantangan klasik dalam proses pendonoran darah yaitu sulitnya menemukan pendonor dalam waktu kritis, serta tidak meratanya distribusi darah di berbagai wilayah.
“DarahTanyoe” hadir sebagai ekosistem digital yang mampu menghubungkan secara real-time antara pendonor, penerima, rumah sakit, hingga mitra penting seperti Palang Merah Indonesia (PMI).
Discussion about this post