MEDAN, Waspada.co.id – Sumatera Utara diproyeksikan akan mencetak deflasi pada bulan Februari 2025.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan selama bulan Februari ini, harga kebutuhan pokok masyarakat terpantau lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya.
“Di mana pada bulan Januari, Sumut sebenarnya berpeluang mencetak inflasi di atas 1 persen meskipun realisasi inflasinya sebesar 0,07 persen bulanan,” tuturnya, Rabu (26/2).
Pendorongnya adalah diskon tarif listrik untuk pengguna tertentu sebesar 50 persen. Dan pada bulan ini, Sumut berpeluang mencetak deflasi.
Banyak komoditas pangan selama bulan februari yang lebih rendah harganya dibandingkan dengan januari. Dimulai dari bawang merah, daging ayam, cabai merah, bawang putih, minyak goreng dan telur ayam.
“Sementara itu komoditas ikan tongkol, ikan dencis, cabai rawit, gula pasir, sabun mandi dan emas mengalami kenaikan. Dari pergerakan sejumlah komoditas tersebut, saya memperkirakan bahwa Sumut berpeluang mencetak deflasi diatas 0,37%. Tren deflasi atau penurunan harga ini dipicu oleh meningkatnya sisi pasokan pada sejumlah komoditas tertentu,” katanya.
Lalu deflasi pada bulan Februari ini berpeluang berlanjut di bulan Maret. Namun sangat bergantung dari kebijakan pemerintah nantinya. Apakah akan memperpanjang kebijakan diskon tarif listrik atau tidak.
“Jika diperpanjang maka deflasi akan berlanjut. Namun jika berakhir di bulan maret, maka Sumut jelas akan merealisasikan inflasi,” jelasnya.
Di bulan depan sejumlah komoditas pangan hortikultura maupun sumber protein masih berpeluang untuk alami penurunan. Deflasi pada bulan februari ini lebih didorong oleh faktor ketersediaan pasokan (supply) dibandingkan dengan kekuatiran akibat pelemahan daya beli masyarakat.
“Dan di bulan depan, sejumlah komoditas pangan strategis serta sumber protein masih berpeluang mencetak harga yang lebih rendah,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post