MEDAN, Waspada.co.id – Kedatangan calon walikota Medan nomor urut 2 Prof Ridha Dharmajaya Sembiring Meliala di tengah-tengah keluarga besar Adat Karo disambut dengan Tari Gundala-Gundala dan Gendang Lima Sendalanen.
Prof Ridha dan rombongan berjalan diiringi tarian dan musik adat Karo sembari menyapa warga Jalan Bunga Nicole, Medan Tuntungan, Sabtu (19/10).
Prof Ridha berharap acara adat Karo dalam penyambutannya menjadi berkah untuk menghantarkan dirinya dan juga pasangannya Abdul Rani menjadi walikota dan wakil walikota Medan.
“Ini Saatnya Kalak Karo (Orang Karo) memimpin kota Medan,” ujarnya di acara Solidaritas Persaudaraan Prof Ridha Dharmajaya Sembiring bertajuk Kalak Karo Erlebuh yang bermakna Orang Karo Memanggil.
Dalam kesempatan itu juga, Prof Ridha kembali menjelaskan statusnya sebagai darah Karo murni yang bukan hasil dari penabalan kelompok tertentu.
“Kakek buyut saya namanya Idup Sembiring Meliala. Sekitar tahun 1900 an awal, kakek saya bekerja di sebuah hotel milik Belanda bernama De Boer. Yang kerja hanya boleh orang Jawa di situ. Akhirnya kakek buyut saya harus mengaku orang Jawa agar bisa bekerja di situ,” kenang Prof Ridha.
Itulah sambung Prof Ridha alasan kenapa kakek, ayah dan juga keturunan lainnya tidak disematkan marga Sembiring.
“Tapi begitupun di setiap acara seperti nikahan dan acara keluarga lainnya kita selalu menggunakan adat Karo,” terang Prof Ridha.
Sementara itu penggagas acara Endy Depari menjelaskan dasar kegiatan Solidaritas Persaudaraan Prof Ridha Dharmajaya Sembiring itu digelar.
“Kita sengaja mengajak Prof Ridha berjalan kaki dari depan gang, dengan jarak sekitar 700 meter dan diiringi musik dan tarian Karo itu tak lain untuk memperkenalkan prof ke warga.
Sekaligus menegaskan ini adalah posko khusus kita untuk kemenangan Prof Ridha Sembiring di Tuntungan secara umum dan kelurahan Kemenangan Tani secara khusus,” ujar pria yang belum lama ini memutuskan mundur sebagai Ketua DPC PSI Medan Tuntungan dan keluar dari kepengurusan partai demi mendukung Prof Ridha.
“Selama ini Prof banyak yang bertanya dimana Mama Biring kami? Kenapa kami gak dikasih tau. Bahkan, banyak keluarga karo secara khusus yang bertanya memang benar Prof Ridha orang Karo? Setelah hari ini mereka akhirnya telah mengerti bahwa Prof asli Sembiring darah orang karo yang bukan ditabal-tabalkan. Kebanggaan buat kami, inilah saatnya orang karo memimpin kota Medan,” sambung Endy.
Endy juga menyebutkan jika selama ini banyak yang menggaungkan pendiri kota Medan adalah orang karo Guru Patimpus Sembiring Pelawi, tapi sudah cukup lama Medan tidak dipimpin oleh orang Karo.
“Kami berharap untuk dua periode Prof memimpin kota Medan. Setelah dari kota Medan Prof lanjutkan ke gubernur. Itulah keinginan kami sangat merindukan orang karo menjadi walikota Medan. Kami terkhusu orang karo dan dibantu saudar dari suku lain akan mendukung Prof. Yang paling pasti suku Karo barisan terdepan untuk memenangkan Prof. Ini waktunya. Jika ini terlewatkan, 10 atau 20 tahun lagi belum tentu kesempatan itu tiba,” ungkapnya.
Kegiatan itu juga turut dibarengi dengan pembacaan deklarasi dukungan dari berbagai elemen kelompok muda dan organisasi yakni dukungan dari Lentera Muda Nusantara, Persaudaraan Sembiring, Tarigan Rumah Jahe, Militan Muda Sumatera, Hingga kelompok pecinta Budaya Karo. (wol/ags)
Discussion about this post