MEDAN, Waspada.co.id – Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudparapar) Kabupaten Karo mendukung penuh Teater Rumah Mata yang akan mengadakan sinematografi teater berjudul Tendi Karo Volkano.
Dukungan itu diberikan Kepala Dinas (Kadis) Disbudparapar Kabupaten Karo, Munarta Ginting SP, yang didampingi jajarannya saat menerima Tim Teater Rumah Mata di Gedung Kesenian Taman Mejuah-juah, Berastagi.
Hadir dari Tim Rumah Mata, Ketua Teater Rumah Mata, Agus Susilo; bersama tim kerja yang terdiri dari Promotor, Benson Adi Saputra Kaban; Bendahara, Herawanti Handayani; Public Relation, Mega Laura Lubis; Sinematografi, Christoper Loise Sembiring; Yudha selaku manajer lokasi. Selain itu juga turut hadir seniman Sumatera Utara.
Di antaranya Christopher selaku pemusik tradisi Karo dan Deliserdang), penari Karo, Priska Prisilia br Bangun dan seniman tradisi Simalungun, Pematangsiantar Sri Sultan Suharto Saragih.
Dalam pertemuan itu, Tim Rumah Mata juga melakukan presentasi konsep, metode dan linimasa kegiatan sinematografi teater berjudul Tendi Karo Volkano.
Public Relation Tim Rumah Mata, Mega Laura Lubis, menuturkan bahwa inspirasi awal penciptaan karya kreatif Sinematografi Teater berjudul Tendi Karo Volkano ini berdasarkan lanskap pegunungan di tanah Karo.
“Ada 6 gunung api yang pernah meletus dan kemudian membentuk ekosistem taman gunung api. Hal ini memengaruhi kebudayaan yang tumbuh di Karo. Kisah Perlanja Sira yang berhasil menghubungkan peradaban hulu dan hilir menjadi tema sentral dalam karya ini,” tuturnya, Senin (3/6).
Perlanja Sira merupakan sebutan bagi orang-orang yang membawa barang dagangan dari pedalaman ke daerah persisir. Perlanja Sira merupakan salah satu sejarah yang berasal dari Karo. Mereka menjadi penghubung antara daerah pesisir dan pedalaman Sumatera Utara (Sumut) pada zaman dahulu.
Mereka selalu dibekali berbagai rempah dan mantra-mantra yang terhubung dengan jejak letusan gunung api.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Karo, Munarta Ginting SP, memberikan apresiasi atas kegiatan yang akan dilakukan oleh Teater Rumah Mata.
“Kegiatan ini dapat memajukan kepariwisataan di Karo. Kami mendukung penuh terkait perizinan, prosedur birokrasi dan rekomendasi-rekomendasi yang dibutuhkan untuk menarik dukungan pendanaan dari stakeholder yang terkait dengan kebudayaan dan pariwisata di Karo,” tegasnya.
Munarta Ginting juga mengatakan bahwa agenda-agenda kerja kepariwisataan Karo dapat disinergikan dengan pelaksanaan Sinematografi Teater berjudul “Tendi Karo Volkano”.
Presentasi ini juga dikuatkan dengan pertunjukan kolaborasi puisi dan musik Karo oleh Herawanti Handayani dan Christopher, penampilan apik kelompok musik tradisi Jambe yang membawakan reportoar musik Karo dan diperindah dengan kolaborasi dihar (seni bela diri khas Simalungun) yang dibawakan Sultan Saragih dengan penampilan musik Karo dari Jambe.
Pertunjukan kolaborasi puisi, dihar, dan musik Karo sengaja dihadirkan dalam pertemuan ini sebagai penegasan bahwa proses penciptaan karya kreatif inovatif “Tendi Karo Volkano” menghadirkan seniman-seniman lintas disiplin seni dari berbagai daerah di Indonesia yang akan bersama-sama berkarya langsung di tanah Karo.
“Ide menciptakan Sinematografi Teater Tendi Karo Volkano dari Tour The Karo Vulcano Park sebagai rangkaian observasi 22 titik lokasi syuting Film Perik Sidua-dua dan penciptaan Film Pendek Asal Muasal Puteri Hijau. Penciptaan karya ini dilakukan dengan cara site specific theater dengan pola kerja residensi seniman,” ujar Ketua Teater Rumah Mata, Agus Susilo.
Hal ini diawali dengan diskusi gagasan dan tahapan proses residensi yang dilakukan via zoom meeting dari April sampai Juli.
“Saat ini kami berada pada fase persiapan yang meliputi pembuatan desain ikon kegiatan, menjaring kemitraan, audensi ke stakeholder, dan promosi. Pelaksanaan residensi seniman berlangsung selama 20 hari dari 22 Juli-10 Agustus 2024,” jelasnya.
Agus mengatakan, pada puncak acara yang dilakukan di pinggang Gunung Sibayak, pemandian Air Panas Puncak DP Desa Semangat Gunung, selain pertunjukan Sinematografi Teater “Tendi Karo Volkano” juga diadakan peluncuran buku Penciptaan Karya dan Pameran Arsip dan Dokumentasi selama proses penciptaan berlangsung.
Selama proses residensi, akan menghadirkan eksebisi karya di seputaran kawasan enam gunung api Karo (Sinabung, Sibuaten, Sipiso-piso, Barus, Pintau dan Sibayak).
Eksebisi Karya hadir pada 24 Juli 2024 di Gardu Pandang Tongging, 26 Juli 2024 di Puncak 2000 Siosar, 28 Juli 2024 di Desa Lingga dan 30 Juli 2024 di Taman Mejuah-juah, Berastagi.
Kemudian pada 31 Juli-10 Agustus 2024 seniman yang beresidensi akan beraktivitas di “Lembah Sibayak” hingga puncaknya di Daulu dan Raja Berneh (Desa Semangat Gunung), Wisata Pemandian Air Panas Puncak DP.
Benson Adi Saputra Kaban sebagai promotor kegiatan menambahkan pilihan lokasi acara puncak di Kawasan Lembah Sibayak, karena Sinematografi Teater Tendi Karo Volkano dapat mempercepat terbentuknya Desa Wisata di Desa Doulu dan Semangat Gunung yang bertaraf internasional.
“Selain Manajer Dana Indonesiana, kita juga akan terus berupaya untuk menghadirkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; juga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Karena setelah kegiatan ini kita akan mengaktifkan ruang kreatif di Desa Doulu dan Semangat Gunung untuk melahirkan talenta-talenta kreatif tanah Karo,” tambahnya.
Di kawasan itu juga akan didirikan pasar kuliner dan agrowisata Karo. Untuk tindak lanjut program ini, pihaknya akan memproduksi film yang berangkat dari kearifan lokal Masyarakat Karo berjudul Nande.
“Kami siap bertaruh bahwa Siosar akan bangkit kembali seiring berjaya-nya lokasi – lokasi wisata kabupaten Karo. Kami pilih Tongging sebagai lokasi pemanasan untuk menyambungkan rute wisata baru: Tongging – Siosar,” jelasnya.
Pemerintah, lanjutnya, harus hadir dalam mempercepat pengaspalan jalan tersebut. Sehingga wisatawan Danau Toba naik dari Siosar, menatap dataran Tinggi Karo, melihat Taman Gunung Api (Karo Vulcano Park) dari Puncak 2000 Siosar; bangkit hasrat untuk menjelajah Karo.
“Melalui Sinematografi Teater “Tendi Karo Volkano” kami tawarkan untuk mengunjungi pertunjukan di Desa Lingga, Gedung Kesenian Open Stage Mejuah-juah di Berastagi dan Daulu, Rajaberneh (Semangat Gunung),” ungkap Benson Adi Saputra Kaban.
Dalam sesi tanya jawab Kadisbudporapar Karo menegaskan kembali kesepahaman yang dapat ditindaklanjuti dalam agenda-agenda kerja budaya dan pariwisata.
“Gedung Kesenian Taman Mejuah-juah dapat dijadikan pusat informasi, konsolidasi dan kegiatan menuju pelaksanaan residensi. Menciptakan program berkelanjutan untuk tahun 2024-2026, mengelola dan menfungsikannya sebagai pusat Kesenian di tanah Karo,” tambah Munarta Ginting, SP.
Sebagai bentuk sinergitas, Teater Rumah Mata dengan dukungan Disbuporapar Karo mempersiapkan persembahan karya lintas disiplin seni Pesta Bunga dan Buah pada 4-6 Juli 2024 yang bisa difungsikan juga menginformasikan ke publik rangkaian Proses Penciptaan Karya Kreatif Inovatif Sinematografi Teater “Tendi Karo Volkano,” tambah Benson Adisaputra Kaban.
Presentasi Proses Penciptaan Karya Kreatif Inovatif Sinematografi Teater Tendi Karo Volkano diakhiri dengan spirit kolaboratif untuk menciptakan berbagai macam agenda kebudayaan dan pariwisata. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post