TANJUNGBALAI, Waspada.co.id – Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara bersilaturahmi dengan Pengurus Cabang (PC) Pemuda Muslimin Kota Tanjungbalai dan di Cafe D’Manggo, Hotel Al Musyaffa, Jalan Mangga Kota Tanjungbalai, Minggu (30/6).
Saat bersamaan, Nikson Nababan, mantan Bupati Tapanuli Utara 2 periode itu, juga bersilaturahmi dengan PC Muhammadiyah Kota Tanjungbalai dan Pengurus Daerah (PD) Aliansi Pemuda Sumatera Utara (APSU).
Silaturahmi dikemas dalam diskusi santai dan dalam suasana keakraban. Para pemuda menyebut Nikson dengan panggilan ‘Abangda’, sebuah panggilan yang menandakan kedekatan emosional.
“Kalau di usia mungkin sudah seumuran ayah ibu kita, namun dari pemikiran, gagasan dan ide serta semangat, masih tetaplah muda. Itulah mengapa kita panggil Abangda,” ujar Ketua PC Pemuda Muslimin Kota Tanjungbalai, Afdilla Afriandy.
Nikson Nababan pun menaruh hormat atas eksisnya gerakan-gerakan pemuda di Sumut, termasuk di Kota Tanjungbalai sampai saat ini. Bahkan banyak kalangan pemuda Tanjungbalai yang menjadi bagian dari pemimpin di Sumut.
Sambil mengenalkan diri, Nikson Nababan memaparkan berbagai capaian pembangunan di berbagai sektor selama 10 tahun memimpin Kabupaten Taput, termasuk soal dirinya sebagai pemimpin administratif atau pelayan rakyat, bukan pemimpin suku dan agama mayoritas di Taput.
“Bandara Silangit beroperasi tentu karena upaya kita yang komit memperjuangkannya. Bagaimana juga soal keterbatasan anggaran namun tetap bisa kita jalankan pembangunan, jalan desa dan jalan pertanian yang terus kita genjot agar hilirisasi bisa berjalan, dan lainnya,” terang Nikson.
Meskipun diskusi santai, namun seperti biasa para pemuda dari ketiga organisasi tersebut, tetap berupaya ‘membongkar’ siapa sosok Nikson Nababan yang siap bertarung di Pilgubsu 2024.
Ryan, sapaan akrab Afdilla Afriandy, menyebutkan para pemuda di Tanjungbalai sebenarnya cemburu’ dengan Nikson Nababan yang berhasil menggenjot realisasi pembangunan di Taput.
“Misalnya sampai beroperasi Bandara Silangit, jalan-jalan desa mantap, dan menyiasati keterbatasan anggaran sehingga visi misi tetap berjalan, ini jujur cukup membuat kami cemburu,” ujar Ryan.
Lebih lanjut Ryan meminta pandangan Nikson soal keberagaman suku, agama dan latar belakang yang menjadi ciri khas Sumut. “Sumut ini plural, bagaimana pandangan bapak soal hal ini, cara bapak mengelola ini hingga menjadi modal besar untuk pembangunan,” ujarnya.
Menjawab hal tersebut, Nikson Nababan mengatakan perbedaan suku dan agama adalah takdir dan tidak saatnya untuk diperdebatkan. “Harus kita rawat memang kemajemukan ini, harus terus terpelihara,” sebutnya.
Meskipun sebagai pemimpin di tengah mayoritas suku dan agama di Taput, namun Nikson mengutarakan kebijakan yang adil kepada seluruh warga Taput tanpa melihat suku, agama dan latar belakang.
“Bantuan rumah ibadah baik yang Islam, yang Kristen, kita alokasikan anggaran dalam bentuk hibah secara merata. Begitu juga dalam kegiatan bernuansa agama, saya mendukung pelaksanaannya, tak ada itu istilah karena saya ini, saya itu sehingga tidak mendukung dan menghadiri kegiatan yang di luar identitas saya,” jelasnya.
Di antaranya, sambung Nikson, pembangunan sejumlah rumah ibadah di selain gereja, seperti masjid. Ia juga mendirikan musala di RSUD Tarutung, dan juga membangun vihara di Siborongborong meski umatnya tidak banyak.
Berangkat dari keberhasilan membangun Taput, Nikson Nababan ingin mengadopsi dan membuat terobosan dan improvisasi kebijakan untuk membangun Sumut.
“Saya optimis bisa kita lakukan untuk Sumut, termasuk di Tanjungbalai, kota Kerang ini ya, untuk mendorong kesejahteraan masyarakat,” sambungnya.
Para pemuda dari tiga kelompok itu mengapresiasi capaian Nikson Nababan. “Mendengar capaian dan jabaran visi misi pak Nikson, kita optimis bisa menjadi gubernur. Mohon untuk Tanjungbalai menjadi perhatian,” ujar Ryan, yang disambut aplaus meriah.
Dukungan kepada Nikson Nababan, juga disampaikan dari Ketua Aliansi Pemuda Sumut. Rizki Iswandi. Ia menitipkan agar Nikson Nababan nantinya memperhatikan kehidupan para nelayan. Begitu juga dengan pendidikan anak-anak Tanjungbalai.
Begitu juga dengan Fauzi, Sekretaris PC Pemuda Muhammadiyah Kota Tanjungbalai, Dennis, yang menyebutkan masyarakat Sumut beruntung sekali jika memiliki pemimpin seperti Nikson Nababan.
Namun ia berharap Nikson Nababan tidak muluk-muluk. Misalnya untuk kesejahteraan buruh. “Namun juga kita meminta jadi catatan abangda, untuk nanti mendirikan universitas dan rumah sakit di Tanjungbalai,” tambahnya.
Di akhir silaturahmi, Nikson Nababan membagikan buka hasil karyanya berjudul “Desa Kuat, Kota Maju dan Negara Berdikari” kepada para pemuda tersebut. (wol/ags)
Discussion about this post