JAKARTA, Waspada.co.id – Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, menyoroti fenomena 373 sekolah tingkat SMA dan MA yang lalai mengisi data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Ia mengakui bahwa kelalaian itu bukan peristiwa pertama kali sehingga membuat siswa tidak dapat mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
“Kita sudah memonitor kejadian tersebut dan menjamin hal itu akan diurus oleh Komisi X di DPR RI yang membidangi pendidikan,” ucapnya, Jumat (7/2).
Dasco menyebutkan, Komisi X DPR RI sudah menaruh perhatian besar terhadap masalah ini. Nantinya kementerian terkait akan dipanggil oleh DPR diantaranya Kemenag, Kemendikdasmen, Kemenristekdikti.
“Kita minta pekan depan Komisi X akan membahas dengan kementerian terkait,” sebut politisi Partai Gerindra tersebut.
Di sisi lain, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyayangkan 373 sekolah tingkat SMA dan MA yang lalai mengisi data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) bukan peristiwa pertama. Kelalaian tersebut membuat siswa tidak dapat mendaftar kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
“Ini menjadi pertanyaan bagaimana 373 sekolah ini jumlahnya lumayan besar untuk ikut SNBP, jelas merugikan hak anak dan melanggar hak anak,” kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim.
Satriwan khawatir kejadian ini membuat para siswa stress. Sehingga Satriwan mendorong pihak sekolah dan pemerintah mengevaluasi kejadian ini agar tidak berulang.
“Jangan sampai berulang biar anak tidak stress ketika peluangnya hilang untuk ikut tes SNBP. Karena jalur undangan ke PTN itu ibarat hadiah dari keras keras mereka belajar,” pungkasnya. (wol/lvz/republika)
Discussion about this post