JAKARTA, Waspada.co.id – Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Febrie Adriansyah dilaporkan Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST) ke Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK atas dugaan korupsi.
Koordinator KSST, Ronald Loblobly, menyebut terdapat indikasi dugaan korupsi dalam kegiatan lelang aset tambang PT Gunung Bara Utama yang dilakukan pihak Kejagung.
“Pada hari ini kami menyampaikan bahwa dugaan tersebut dengan data-data yang sudah kami siapkan. Kami lampirkan juga fakta-faktanya semuanya dan diterima baik oleh KPK,” kata Ronald di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (27/5).
“Terlapornya Jampidsus (Febrie Adriansyah), kemudian PPA penilaian aset Kejagung, juga dari DJKN Direktoral Jenderal Kekayaan Negara dan lain-lain.”
Menurut Ronald, proses lelang PT Gunung Bara Utama di Kejagung telah menimbulkan kerugian negara mencapai Rp 9 triliun.
“Ada kerugian negara terhadap aset saham tersebut, bahwa nilainya tidak sesuai dengan kerugian yang terjadi terhadap negara,” ujarnya.
“Jadi, kerugiannya itu kan kita taksir senilai Rp11 triliun, tetapi dilelang hanya kemudian senilai Rp1,9 triliun, berarti ada indikasi kerugian Rp9 triliun.”
Adapun Febrie saat ini juga tengah menjadi sorotan karena diduga dikuntit oleh anggota Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror saat makan malam di sebuah restoran di Jakarta.
Dikutip dari Kompas.id, anggota polisi dari satuan Densus 88 diduga menguntit Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah, saat makan malam di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/5) lalu.
Dua orang yang mengetahui peristiwa itu bercerita bahwa kejadian itu sekitar pukul 20.00 atau 21.00. Febrie disebut kerap menyambangi restoran yang menyajikan kuliner Perancis untuk makan.
Kala itu, Febrie makan bersama satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer. Dua orang yang mengetahui peristiwa itu menyebut kedatangan Febrie disusul dua orang diduga anggota Densus 88. Mereka berpakaian santai dan datang dengan berjalan kaki.
Salah seorang di antaranya disebut meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok. Namun, pria itu selalu mengenakan masker wajah. Pria itu juga diduga mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah ruangan Febrie.
Polisi militer yang mengawal Febrie pun curiga dengan pria tersebut. Sejak menangani kasus korupsi timah senilai Rp 271 triliun, Jampidsus memang dikawal polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer. (wol/kompastv/ryp/d2)
Discussion about this post