BINJAI, Waspada.co.id – Pengelolaan dana di SD Muhammadiyah 01 Jalan R.A Kartini, Kelurahan Kartini, Kecamatan Binjai Kota, Tahun Anggaran (T.A) 2022 sebesar Rp1,4 miliar yang disebut jadi temuan diduga dijadikan tools atau alat untuk melengserkan Kepala Sekolah, Ihsan Aulia Ridho.
Pasalnya, Ihsan menyebut tim audit yang terdiri dari Ketua Taufik Brata, Sekretaris Ust Abdullah Yus (guru agama) dan Khairil Anwar (guru SMP Negeri) tak punya legalitas hukum untuk melakukan audit.
“Dasar mereka untuk audit hanya SK dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Binjai Kota, yang diberi nama ‘Tim Gugus’. Sebulan mereka mengaudit, tiba-tiba secara lisan mereka bilang ada temuan sebesar Rp1,4 miliar T.A 2022. Saya menyebutnya tim audit bodong,” tegas Ihsan, Rabu (7/2).
Padahal, kata Ihsan, seluruh pengelolaan dana T.A 2022 telah diperiksa oleh Inspektorat dan dinyatakan tak ada masalah.
“Hasil audit tim gugus sebesar Rp1,4 miliar cuma secara lisan, saat saya minta datanya mereka tak mau memberikan. Padahal saya sebagai kepala sekolah berhak tau dan berhak klarifikasi. Karena terkait hal ini sudah menyebar kemana-mana,” cetus Ihsan, yang mengaku menjabat Kepsek sejak akhir 2021.
Bahkan uang dana hibah sekitar Rp50 juta untuk rehab ruang kelas, sebut Ihsan, diuga disabotase Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen), Kastalani.
“Dia (Kastalani) yang meminta untuk mengerjakan ruang kelas. San, sini biar aku yang nyari tukang,” ungkap Ihsan, menirukan percakapan Kastalani, terkait dana hibah.
Ihsan menyebut dana hibah T.A 2022 untuk rehab ruang kelas diberikan semua ke Kastalani. “saat penyerahan uang tersebut bahkan dia tak mau menandatangani serah terima,” ujarnya lagi.
Ihsan menceritakan, bahwa semasa awal menjabat di SD Muhammadiyah 01, untuk pembangunan lantai 2 dia menggunakan uang pribadi.
“Rp15 juta saya pakai uang pribadi untuk pembangunan. Saya mau itu dipulangkan,” ketusnya.(wol/rid/d1)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post